Kabupaten Bekasi
 
Ganti ke tayangan  HP M1, 2 Laptop
Kumpulan Studi Berbahasa Indonesia         Indeks Judul (Artikel) A C E G H I J L 
Pengetahuan Bagus : Agama   ❒ Bengkulu Tengah   ❒ Cianjur   ❒ Ciruas   ❒ Daftar Isi
Cari di Kumpulan Studi Berbahasa Indonesia   
Isu sebelum ini  (Kabupaten Batu Bara)(Kabupaten Belitung TimurIsu berikutnya

Kabupaten Bekasi

Kabupaten Bekasi
Locator kabupaten bekasi.png
Peta lokasi Kabupaten Bekasi
Koordinat: 1060 48’ 28” Bujur Timur 1070 27’ 29” dan 6 0 10’ 6“ Lintang Selatan
ProvinsiJawa Barat
Ibu kotaKota Cikarang
Pemerintahan
 - Bupatidr. Hj. Neneng Hasanah Yasin
Luas1.484,37 km2
Populasi
 - Total2.630.401 jiwa
 - Kepadatan1.772,07 jiwa/km2
Demografi
Pembagian administratif
 - Disktrik23 Disktrik
 - Situs webwww.bekasikab.go.id
Rumah tuan tanah yang didirikan tahun 1760 (foto diambil tahun 1920-1935)

Kabupaten Bekasi yaitu sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya yaitu Kota Cikarang. Kabupaten ini berada tepat di sebelah timur Jakarta, berbatasan dengan Kota Bekasi dan Provinsi DKI Jakarta di barat, Laut Jawa di barat dan utara, Kabupaten Karawang di timur, serta Kabupaten Bogor di selatan. Kabupaten Bekasi terdiri atas 23 disktrik, yang dibagi lagi atas sejumlah kelurahan dan kelurahan.

Daftar isi

Sejarah

Penelusuran Poerbatjaraka (seorang ahli bahasa Sansakerta dan bahasa Jawa Kuno). Ujar “Bekasi” secara filologis berasal dari ujar Candrabhaga; Candra berarti bulan (“sasi” dalam bahasa Jawa Kuno) dan Bhaga berarti bagian. Jadi Candrabhaga berarti bagian dari bulan. Pelafalannya ujar Candrabhaga kadang berubah dibangun menjadi Sasibhaga atau Bhagasasi. Dalam pengucapannya sering disingkat Bhagasi, dan karena pengaruh bahasa Belanda sering ditulis Bacassie (di Stasiun KA Lemahabang pernah ditemukan plang nama Bacassie). Ujar Bacassie selanjutnya berubah dibangun menjadi Bekasi sampai dengan sekarang.

Candrabhaga adalah bagian dari Kerajaan Tarumanagara, yang berdiri sejak seratus tahun ke 5 Masehi. Berada 7 (tujuh) prasasti yang menyebutkan demikianlah keadaanya kerajaan Tarumanagara yang dipimpin oleh Maharaja Purnawarman, yakni : Prasasti Tugu (Cilincing, Jakarta), Prasasti Ciaruteun, Prasasti Muara Cianteun, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti Pasir Awi (ke enam prasasti ini berada di Kawasan Bogor), dan satu prasasti di kawasan Bandung Selatan (Prasasti Cidangiang).

Diduga bahwa Bekasi adalah salah satu fokus Kerajaan Tarumanagara (Prasasti Tugu, berbunyi : ..dahulu kali yang bernama Kali Candrabhaga digali oleh Maharaja Yang Agung Purnawarman, yang mengalir sampai ke laut, bahkan kali ini mengalir disekeliling istana kerajaan. Kemudian, semasa 22 tahun dari tahta raja yang agung dan bijaksana beserta seluruh panji-panjinya menggali kali yang indah dan berair jernih, “Gomati” namanya. Setelah sungai itu mengalir disekitar tanah hunian Yang Agung Sang Purnawarman. Pekerjaan ini dimulai pada hari yang adil, yaitu pada tanggal 8 paro petang bulan phalguna dan diakhiri pada tanggal 13 paro terang bulan Caitra. Jadi, habis hanya 21 hari saja. Panjang hasil galian kali itu mencapai 6.122 tumbak. Untuk itu, dipersiapkan selamatan yang dipimpin oleh para Brahmana dan Raja mendharmakan 1000 ekor sapi…). Tulisan dalam prasasti ini menggambarkan perintah Raja Purnawarman untuk menggali kali Candrabhaga, yang berada tujuan untuk mengairi sawah dan menghindar dari bencana banjir yang tidak jarang melanda wilayah Kerajaan Tarumanagara.

Setelah kerajaan Tarumanagara runtuh (abad 7), kerajaan yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap Bekasi yaitu Kerajaan Padjadjaran, terlihat dari situs sejarah Batu Tulis (di kawasan Bogor), Sutarga lebih jauh menjelaskan, bahwa Bekasi adalah bagian dari wilayah Kerajaan Padjadjaran dan adalah salah satu pelabuhan sungai yang ramai dikunjungi oleh para pedagang. Bekasi dibangun menjadi kota yang sangat penting untuk Padjadjaran, selanjutnya menjelaskan bahwa: “..Pakuan yaitu Ibukota Kerajaan Padjadjaran yang baru. Proses perpindahan ini didasarkan atas pertimbangan geopolitik dan strategi militer. Sebab, jalur sepanjang Pakuan banyak dilintasi arus sungai besar yakni sungai Ciliwung dan Cisadane. Oleh karenanya, kota-kota pelabuhan yang ramai ketika itu akan mudah terkontrol dengan adil seperti Bekasi, Karawang, Kelapa, Tanggerang dan Mahaten atau Banten Sorasoan…”

Demikianlah, waktu berlalu, kerajaan-demi kerajaan tumbuh, mengembang, menjumpai masa kejayaan, runtuh, timbul kerajaan baru. Kedudukan Bekasi tetap menempati posisi strategis dan tercatat dalam sejarah masing-masing kerajaan (terakhir tercatat dalam sejarah, kerajaan yang menguasai Bekasi yaitu Kerajaan Sumedanglarang, yang dibangun menjadi bagian dari Kerajaan Mataram). Bahkan bukti-bukti mengenai keberadaan kerajaan ini sampai sekarang sedang berada, misalnya : ditemukannya makam Wangsawidjaja dan Ratu Mayangsari (batu nisan), makam Wijayakusumah serta sumur mandinya yang terdapat di kampung Ciketing, Kelurahan Mustika Jaya, Bantargebang. Dimana adil batu nisan maupun kondisi sumur serta bebatuan sekitarnya, menunjukkan bahwa usianya parallel dengan masa Kerajaan Sumedanglarang. Demikian pula penemuan rantai di Kobak Rante, Kelurahan Sukamakmur, Disktrik Sukakarya (konon ujarnya, kawasan Kobak Rante yaitu kawasan pinggir sungai yang cukup besar, sampai mampu dilayari kapal. Jalur ini sering dipakai patroli kapal dari Sumedanglarang. Suatu waktu, kapal bernama Terongpeot terdampar disana, sungai menjumpai pendangkalan, Terongpeot tidak dapat berlayar, kayunya dibangun menjadi lapuk dan tinggallah rantainya saja…)

Bekasi, masa pendudukan Belanda pada masa ini masuk ke dalam Regentschap Meester Cornelis, yang terbagi atas empat district, yaitu Meester Cornelis, Kebayoran, Bekasi dan Cikarang. District Bekasi, pada masa penjajahan Belanda dikenal menjadi wilayah pertanian yang subur, yang terdiri atas tanah-tanah partikelir, system kepemilikan tanahnya didiami oleh tuan-tuan tanah (kaum partikelir), yang terdiri dari pengusaha Eropa dan para saudagar Cina. Diatas tanah partikelir ini ditempatkan Kepala Kelurahan atau Demang, yang diangkat oleh Residen dan digaji oleh tuan tanah. Demang ini ditolong oleh seorang Juru Tulis, para Kepala Kampung, seorang amil, seorang pencalang (pegawai politik desa), seorang kebayan (pesuruh desa), dan seorang ulu-ulu (pengatur pengairan).

Untuk melihat tanah, para tuan tanah mengangkat pegawai atau pembantu tidak jauhnya, dinamakan potia atau lands opziener. Potia biasanya keturunan Cina, yang diangkat oleh tuan tanah. Tugas potia yaitu melihat para pekerja, serta mewakili tuan tanah apabila tidak berada ditempat. Disamping itu berada juga Mandor yang menguasai suatu wilayah, dinamakan wilayah kemandoran. Dalam praktek sehari-hari, mandor sangatlah berkuasa, seringkali aksinya terhadap para penggarap melampaui batas-batas kemanusiaan. Para penggarap yaitu pemilik tanah sebelumnya, yang tanahnya dijual pada tuan tanah. Orang yang diangkat mandor biasanya dari para jagoan atau jawara yang ditakuti oleh para warga.

Distrik Bekasi terkenal subur yang produktif, hasilnya lebih adil bila dibandingkan dengan distrik-distrik lain di Batavia, distrik Bekasi rata-rata mencapai 30-40 pikul padi setiap bau, sedangkan distrik lain hanya mampu membuat padi 15-30 pikul setiap bau’nya. Namun demikian yang menikmati hasil kesuburan tanah Bekasi yaitu Sang tuan tanah, bukanlah rakyat Bekasi. Rakyat Bekasi tetap kekurangan, dalam kondisi yang serba sulit, seringkali lahir tokoh pembela rakyat kecil, semisal Entong Tolo, seorang kepala perambok yang selalu menggasak harta orang-orang kaya, selanjutnya hasilnya dibagikan kepada rakyat kecil, karenanya rakyat sangat menghormati dan melindungi keluarga Entong Tolo, Sang Maling Budiman, Robin Hood’nya rakyat Bekasi. Di hampir semua wilayah Bekasi memiliki kisah sejenis, dengan versi dan nama tokoh yang berlainan. Hal ini juga, yang mempengaruhi sikap dan cara pandang warga Bekasi, terhadap sesuatu yang berhubungan dengan ke’jawara’an.

Setelah Entong Tolo ditangkap dan dibuang ke Menado, tahun 1913 di Bekasi lahir organisasi Sarekat Islam (SI) yang banyak diminati warga yang beberapa besar petani. Berlainan dengan di kawasan lain, kepengurusan SI Bekasi didominasi oleh kalangan pedagang, petani, guru ngaji, bekas tuan tanah dan pejabat yang dipecat oleh Pemerintah Hindia Belanda, serta para jagoan yang dikenal menjadi rampok budiman. Karena banyak yang cukup banyak, SI Bekasi selanjutnya dibangun menjadi kekuatan yang dominan ketika bertentangan dengan para tuan tanah. Antara 1913-1922, SI Bekasi dibangun menjadi penggerak bermacam protes menjadi upaya penentangan terhadap bermacam penindasan terhadap petani, misalnya pemogokkan kerja paksa (rodi), protes petani di Setu (1913) sampai pemogokkan pembayaran “cuka” (1918).

Bekasi, masa pendudukan Jepang

Kedatangan Jepang di Indonesia untuk beberapa besar kalangan rakyat, memperkuat anggap eksatologis ramalan Jayabaya (buku “Jangka Jayabaya”, mengungkapkan :”…suatu ketika akan masuk bangsa kulit kuning dari utara yang akan mengusir bangsa kulit putih. Namun, ia hanya akan memberi perintah sebentar yakni selama ‘seumur jagung’, menjadi Ratu Berpegang pada kebenaran yang kemudian hari akan melepaskan Indonesia dari belenggu penjajahan…”

Pada awal mulanya, penaklukan Jepang terhadap Belanda disambut dengan suka cita, yang diasumsikan menjadi pembebas dari penderitaan. Rakyat Bekasi menyambut dengan kegembiraan, dan semakin meluap ketika Jepang mengijinkan pengibaran Sang Merah Putih dan dinyanyikannya lagu Indonesia Raya. Namun kegembiraan rakyat Bekasi hanya sekejap, selang seminggu pemerintah Jepang mengeluarkan larangan pengibaran Sang Merah Putih dan lagu Indonesia Raya. Menjadi gantinya Jepang menyuruh mengerjakan seluruh rakyat Bekasi mengibarkan bendera “Matahari Terbit” dan lagu “Kimigayo”. Melewati pemaksaan ini, Jepang memulai babak baru penindasan, yang semula dibanggakan menjadi “saudara tua”.

Kekejaman tentara Jepang semakin kentara, ketika mengintruksikan agar seluruh rakyat Bekasi bersama-sama menjadi satu himpunan di depan kantor tangsi polisi, untuk menyaksikan hukuman pancung terhadap warga Telukbuyung bernama Mahbub, yang ditangkap karena disuga menjadi mata-mata Belanda dan menjual surat tugas perawatan kuda-kuda militer Jepang. Hukum pancung ini menjadi shock theraphy agar melahirkan efek jera dan ketakutan untuk rakyat Bekasi. Bala tentara Jepang juga memberlakukan ekonomi perang, padi dan ternak yang berada di Bekasi Gun dicatat, dihimpun dan harus diserahkan kepada penguasa militer Jepang. Bukan saja untuk kebutuhan sehari-hari tapi juga untuk kebutuhan jangka panjang, dalam rangka menunjang Perang Asia Timur Raya.

Akibatnya, rakyat Bekasi menjumpai kekurangan pangan, kondisi ini makin diperparah dengan demikianlah keadaanya “Romusha” (kerja rodi). Pemerintah militer Jepang juga melakukan penetrasi kebudayaan dengan memaksa para pemuda Bekasi untuk berlatih semangat bushido (spirit of samurai), pendewaan Tenno Haika (kaisar Jepang). Para pemuda dididik melewati kursus atau dengan melewati pembentukan Seinendan, Keibodan, Heiho dan tentara Pembela Tanah Cairan (PETA), yang selanjutnya langsung ditempatkan kedalam organisasi militer Jepang.

Selain organisasi bentukan Jepang, pemuda Bekasi mengorganisasikan diri dalam organisasi non formal yaitu Pergerakan Pemuda Islam Bekasi (GPIB), yang didirikan pada tahun 1943 atas inisiatif para pemuda Islam Bekasi yang setiap malam Jum’at menyebabkan berada pengajian di Mesjid Al –Muwahiddin, Bekasi, para anggotanya terdiri atas pemuda santri, pemuda pendidikan umum dan pemuda “pasar” yang buta huruf. Awal mulanya GPIB dipimpin oleh Nurdin, setelah ia meninggal 1944, digantikan oleh Marzuki Urmaini. Sampai awal kemerdekaan BPIB memiliki anggota yang banyak, markasnya di rumah Hasan Sjahroni, di kawasan pasar Bekasi, banyak anggotanya selanjutnya bergabung ke-BKR dan badan perjuangan yang dipimpin oleh KH Noer Alie. GPIB banyak memiliki Cabang diantaranya, GPIB Fokus Kawasan Bekasi (Marzuki Urmaini dan Muhayar), GPIB Kawasan Ujung Malang (KH Noer Alie), GPIB Kawasan Tambun (Angkut Sisa dari pembakaran Gozali, GPIB Kranji (M. Husein Kamaly) dan GPIB Cakung (Gusir) berdirinya kabupaten Bekasi Berdasarkan aturan hukum pada kala itu dan melihat kegigihan rakyat memperjuangkan aspirasinya untuk membuat bentuk suatu pemerintahan tersendiri, setingkat Kabupaten, mulailah para tokoh dan rakyat Bekasi berjuang agar pembentukan tersebut dapat terealisasikan. Awal tahun 1950, para pemimpin rakyat diantaranya R. Soepardi, KH Noer Alie, Namin, Aminudin dan Marzuki Urmaini membuat bentuk “Panitia Amanat Rakyat Bekasi”, dan menyebabkan berada kerap raksasa di Alun-alun Bekasi (17 Januari1950), yang dihadiri oleh ribuan rakyat yang masuk dari pelbagai pelosok Bekasi, dihasilkan beberapa tuntutan yang terhimpun dalam “Resolusi 17 Januari”, yang diantaranya menuntut agar nama Kabupaten Jatinegara dirubah dibangun menjadi Kabupaten Bekasi, tuntutan itu ditandatangani oleh Wedana Bekasi (A. Sirad) dan Asisten Wedana Bekasi (R. Harun).

Usulan tersebut kesudahannya mendapat komentar dari Mohammad Hatta, dan menyetujui penggantian nama “Kabupaten Jatinegara” dibangun menjadi “Kabupaten Bekasi”, persetujuan ini semakin kuat dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 14 Tahun 1950 yang dikuatkan tanggal 8 Agustus 1950 tentang : Pembentukan Kabupaten-kabupaten di bagian yang terkait Propinsi Jawa Barat, serta memperhatikan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1950 tentang berlangsungnya undang-undang tersebut, maka Kabupaten Bekasi secara resmi terbentuk pada tanggal 15 Agustus 1950, dan berhak mengatur rumah tangganya sendiri, sebagaimana ditata oleh Undang-undang Pemerintah Kawasan pada kala itu, yaitu UU No.22 Tahun 1948. Selanjutnya, dikuatkan oleh Pemerintah Kawasan Tingkat II Kabupaten Bekasi, bahwa tanggal 15 Agustus 1950 menjadi HARI JADI KABUPATEN.

Status tersebut dikukuhkan dengan UU Nomor 14 Tahun 1950 mengenai pembentukan Kabupaten Bekasi, dengan wilayah yang terdiri dari empat kewedanaan, 13 disktrik dan 95 kelurahan. Pada tahun 1960 kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke kota Bekasi (Jl. Ir. H Juanda), yang selanjutnya pada tahun 1982 gedung perkantoran Pemda Kabupaten Bekasi kembali dialihkan ke Jl. Ahmad Yani, Bekasi. Mulai tahun 2004,TERJADI PEMEKARAN Pemerintahan Kabupaten Bekasi dialihkan ke Cikarang Pusat, Kota Deltamas dengan tujuan untuk memeratakan pembangunan di kawasan timur Bekasi.

Kependudukan

Banyak warga Kabupaten Bekasi pada tahun 2004 mencapai 1.950.209 jiwa. Bila diamati dari rasio warga berdasarkan kelamin yaitu 1,04 banding 1,00, dimana banyak warga laki-laki sebanyak 996.150 jiwa dan perempuan 954.054 jiwa. Adapun laju pertumbuhan warga hasil perhitungan sensus tahun 2000 sebesar 4,23 % terdiri dari migrasi 2,33 % dan alamiah 1,90 %. Pada tahun 2005 banyak warga Kabupaten Bekasi bertambah dibangun menjadi 2.027.902 jiwa atau menjumpai pertumbuhan sebesar 3,98 % dari tahun sebelumnya.Warga bekasi mayoritas adalah pendatang sehingga tak ajab bila banyak kebiasaan nya pn telah banyak berakulturasi.

Topografi

Beberapa besar wilayah Bekasi yaitu dataran rendah dengan bagian selatan yang berbukit-bukit. Ketinggian lokasi antara 0 – 115 meter dan kemiringan 0 – 250 meter. Kabupaten Bekasi yang terletak di sebelah Utara Propinsi Jawa Barat dengam mayoritas kawasan adalah dataran rendah, 72% wilayah Kabupaten Bekasi berada pada ketinggian 0-25 meter di atas permukaan cairan laut. Berdasarkan karakteristik topografinya, beberapa besar Kabupaten Bekasi sedang memungkinkan untuk dikembangkan untuk kegiatan budidaya,Terutama untuk budidaya ikan di tambak ataupun untuk budidaya binatang domestik seperti ayam dan kambing. Jenis tanah di Kabupaten Bekasi dikategorikan dalam tujuh himpunan. Himpunan yang paling layak untuk pengembangan pembangunan memiliki luas sekitar 16.682,25 Ha (81,25%), yang terdiri dari jenis asosiasi podsolik kuning dan hidromorf kelabu; komplek latosol merah kekuningan, latosol coklat, dan podsolik merah; aluvial kelabu tua; asosiasi glei humus dan alluvial kelabu; dan asosiasi latosol merah, latosol coklat kemerahan, dan laterit. Klasifikasi cukup layak seluas 3.745,04 Ha (18,24%), terdiri dari jenis tanah asosiasi alluvial kelabu dan alluvial coklat kekelabuan. Sisanya sekitar 104,71 Ha (0,51%) dari jenis podsolik kuning adalah areal yang tidak begitu layak untuk pembangunan.

Ditinjau dari tekstur tanahnya, beberapa besar wilayah ini memiliki tekstur tanah halus sekitar 15.555,04 Ha (75,76%) dan bertekstur sedang sekitar 4.755,21 Ha (23,16%) berada di sebelah utara dan sebelah selatan yakni, sedangkan sisanya sekitar 221,75 Ha atau 1,08% bertekstur kasar berada di sebelah barat. Tingkat kepekaan tanah terhadap erosi cukup baik/stabil. Tingkat kepekaan ini dikategorikan tiga bagian yakni stabil (tidak peka), peka, dan sangat peka. Sekitar 17.220,19 Ha (83,87%) dari luas lahan adalah lahan stabil yang layak untuk dikembangkan untuk bermacam jenis kegiatan perkotaan. Seluas 3.127,02 Ha (15,23%) dari lahanya memiliki kondisi peka dan sedang cukup layak untuk didirikan. Sedangkan di bagian selatan, lahnnya sangat peka terhadap erosi yakni sekitar 184,79 Ha (0,9%), tidak begitu layak untuk dikembangkan. Demikianlah keadaanya beberapa sungai yang melewati wilayah Kabupaten Bekasi adalah potensi menjadi sumber cairan untuk memenuhi kebutuhan warga. Di Kabupaten Bekasi terdapat enam belas arus sungai besar dengan lebar berkisar antara 3 sampai 80 meter, yaitu menjadi berikut Sungai Citarum, Sungai Bekasi, Sungai Cikarang, Sungai Ciherang, Sungai Belencong, Sungai jambe, Sungai Sadang, Sungai Cikedokan, Sungai Ulu, Sungai Cilemahabang, Sungai Cibeet, Sungai Cipamingkis, Sungai Siluman, Sungai Serengseng, Sungai Sepak dan Sungai Jaeran.

Selain itu, terdapat 13 situ yang tersebar di beberapa disktrik dengan luas total 3 Ha sampai 40 Ha, yaitu Situ Tegal Abidin, Bojongmangu, Bungur, Ceper, Cipagadungan, Cipalahar, Ciantra, Taman, Burangkeng, Liang Maung, Cibeureum, Cilengsir, dan Binong. Kala ini kebutuhan cairan di Kabupaten Bekasi dipenuhi dari 2 (dua) sumber, yaitu cairan tanah dan cairan permukaan. Cairan tanah dimanfaatkan untuk pemukiman dan beberapa industri. Kondisi cairan tanah yang berada di wilayah Kabupaten Bekasi beberapa besar adalah cairan tanah dangkal yang berada pada kedalaman 5 – 25 meter dari permukaan tanah, sedangkan cairan tanah dalam biasanya diperoleh pada kedalaman antara 90 – 200 meter. Cairan permukaan, seperti sungai, dimanfaatkan oleh PDAM untuk disalurkan kepada konsumennya, adil permukiman maupun industri.

Pemerintahan

Kabupaten Bekasi dipimpin oleh bupati Hj. Neneng Hasanah Yasin dan wakil bupati H. Rohim Mintareja yang dicalonkan oleh fraksi Golkar, yang memberi perintah dari tahun 2012. Neneng Hasanah Yasin yaitu calon dari Partai Golkar dan H. Rohim Mintareja dari partai Demokrat. Neneng Hasanah Yasin yaitu anggota DPRD jawa barat. Rohim Mintareja yaitu anggota DPRD Kab. Bekasi dari Dapil DPRD Kab. Bekasi 1 yang bekerja di Komisi C. Pasangan ini cukup kuat di kawasan pebayuran, tambun, cibitung, cikarang barat, cibarusah, terkecuali di cikarang selatan yang mayoritas memastikan pasangan Darip Maulana dan Jejen Sayuti.

Sarana pendidikan yang berada di Kabupaten Bekasi

1. Taman kanak-kanak berjumlah 241

2. Sekolah Landasan Negeri berjumlah 700

3. Sekolah Landasan Swasta berjumlah 65

4. Madrasah Ibtidaiyah berjumlah 156

5. SLTP Negeri berjumlah 54

6. SLTP Swasta berjumlah 124

7. Madrasah Tsanawiyah berjumlah 114

8. SLTA Negeri berjumlah 20

9. SLTA Swasta berjumlah 60

10. Madrasah Aliyah berjumlah 34

11. SLB berjumlah 2

Transportasi

Bekasi adalah kawasan pertumbuhan Jakarta, dan dibangun menjadi bagian dari kawasan Jabotabek (belakangan dibangun menjadi Jabodetabek). Bekasi dilewati ruas jalan tol Jakarta-Cikampek dan jalur kereta api Jakarta-Surabaya. KRL Jakarta-Bekasi hanya tersedia sampai kawasan Bekasi barat Hal ini karena banyaknya kawasan arus sungai sehingga menghambat pembangunan.untuk transportasi massal demikianlah keadaanya angkot,selain itu sedang berada alat transportasi tradisional yang dapat kita temui seperti becak,delman,dan rakit penyebrangan di sungai-sungai

Kantor Pemkab Bekasi dan Sumur gas Jatirarangon

Perekonomian

Perekonomian Kabupaten Bekasi ditopang oleh sektor pertanian, perdagangan dan perindustrian. Banyak industri manufaktur yang terdapat di Bekasi, diantaranya kawasan industri Jababeka, Greenland International Industrial Center (GIIC), Kota Deltamas Kota Deltamas, EJIP, Delta Silicon, MM2100, BIIE dan menjadinya. Kawasan-kawasan industri tersebut kini digabung dibangun menjadi sebuah Zona Ekonomi Internasional (ZONI) yang memiliki fasilitas khusus di bagian perpajakan, infrastruktur, keamanan dan fiskal.

Pertambangan

  1. Minyak bumi. Beberapa sumur minyak bumi yang telah dieksplorasi terdapat di Bekasi bagian utara. Salah satunya terdapat di Babelan,Gabus, Muaragembong, Cabangbungin.
  2. Gas alam. Gas alam terdapat di Bekasi bagian selatan. Sumur gas yang sudah menghasilkan terdapat di Jatirarangon.

Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
 
Disktrik
Lambang Kabupaten Bekasi
 
 
Kabupaten administrasi
Lambang Jakarta
 
Kota administrasi
 
Jabodetabek
 
 
Fokus pemerintahan: Kota Bandung
 
Kabupaten
Bandung  • Bandung Barat  • Bekasi  • Bogor  • Ciamis  • Cianjur  • Cirebon  • Garut  • Indramayu  • Karawang  • Kuningan  • Majalengka  • Pangandaran  • Purwakarta  • Subang  • Sukabumi  • Sumedang  • Tasikmalaya
Lambang Jawa Barat
 
Kota
Bandung  • Banjar  • Bekasi  • Bogor  • Cimahi  • Cirebon  • Depok  • Sukabumi  • Tasikmalaya
 


Sumber :
m.andrafarm.com, jakarta-barat.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dll-nya.



Tags (tagged): kabupaten bekasi, kabupaten, bekasi, mahaten banten, sorasoan, demikianlah waktu berlalu, terhadap petani, misalnya, pemogokkan kerja paksa, rodi, penggantian, nama, kabupaten jatinegara menjadi, antara, 3, sampai 80 meter, sebagai berikut, sungai, kumpulan studi berbahasa, indonesia sumedang, tasikmalaya, kota bandung banjar, bekasi bogor
HP Bebas Pulsa
0800 1234 000
 Program Kuliah Gratis
 Program Perkuliahan Blended di 112 PTS Terbaik
 Pendaftaran Online
 Download Brosur
 Permohonan Beasiswa Pendidikan
 Referensi Bebas
 Lowongan Karir
 Referensi Teknologi Informatika
 Kumpulan Perdebatan
 Tips & Trik TPA/Psikotes
 Program Perkuliahan Reguler
 Kelas Wiraswasta
ISTA di
eduNitas.com
Pengetahuan Bagus
 ❒ Astronomi
 ❒ Bahasa
 ❒ Biografi
 ❒ Biologi
 ❒ Bombana
 ❒ Budaya
 ❒ Cilegon
 ❒ Ekonomi
 ❒ Elektronika
 ❒ Sepakbola
 ❒ Tokelau
 ❒ Yunani
ISTA Jakarta
Tujuan Penyelenggaraan
Beranda
Pendaftaran Mhs Baru
Biaya Perkuliahan
Prospektus
Dapat Karir Baru
Undang-Undang Sisdiknas Mendukung Reguler Sore/Malam (Hybrid / Blended)
Bagaimana Ijazahnya ?
 Bermacam2 Promosi
 Waktu Sholat
 Al-Quran Online
 Tips & Trik TPA/Psikotes



Kumpulan Studi Berbahasa Indonesia