Masjid atau mesjid yaitu rumah tempat ibadah umat Muslim. Masjid berarti tempat sujud, dan mesjid mempunyai ukuran kecil juga dinamakan musholla, langgar atau surau. Selain tempat ibadah masjid juga adalah pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan - kegiatan perayaan hari besar, dialog, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilakukan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid ikut memegang peranan dalam kegiatan sosial kemasyarakatan sampai kemiliteran.
Etimologi
Masjid berarti tempat beribadah. Akar kata dari masjid yaitu sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Kata masjid sendiri berakar dari bahasa Aram. Kata masgid (m-s-g-d) ditemukan dalam sebuah inskripsi dari 100 tahun ke 5 Sebelum Masehi. Kata masgid (m-s-g-d) ini berarti "tiang suci" atau "tempat sembahan".[1]
Kata masjid dalam bahasa Inggris dinamakan mosque. Kata mosque ini berasal dari kata mezquita[1] dalam bahasa Spanyol. Dan kata mosque lewat menjadi populer dan dipakai dalam bahasa Inggris secara luas[2].

Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.

Masjid khas Minangkabau pada tahun 1895.
Sejarah
Menara-menara, serta kubah masjid yang besar, seakan menjadi saksi betapa jayanya Islam pada kurun 100 tahun pertengahan. Masjid telah melewati serangkaian tahun-tahun terpanjang di sejarah sampai sekarang. Mulai dari Perang Salib sampai Perang Teluk. Selama lebih dari 1000 tahun pula, arsitektur Masjid perlahan-lahan mulai menyesuaikan kontruksi masjid dengan arsitektur modern.
Masjid pertama
Ketika Nabi Muhammad saw tiba di Madinah, beliau memastikan untuk membentuk sebuah masjid, yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Nabawi, yang berarti Masjid Nabi. Masjid Nabawi terletak di pusat Madinah. Masjid Nabawi didirikan di sebuah lapangan yang luas. Di Masjid Nabawi, juga terdapat mimbar yang sering dipakai oleh Nabi Muhammad saw[1]. Masjid Nabawi menjadi jantung kota Madinah saat itu. Masjid ini dipakai untuk kegiatan politik, perencanaan kota, meneguhkan strategi militer, dan untuk mendatangkan perjanjian. Bahkan, di area sekitar masjid dipakai sebagai tempat tinggal sementara oleh orang-orang fakir miskin.
Saat ini, Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjid al-Aqsa yaitu tiga masjid tersuci di dunia.[3]
Penyebaran masjid
Masjid lewat didirikan di daerah luar Semenanjung Arab, seiring dengan kaum Muslim yang bermukim di luar Jazirah Arab. Mesir menjadi daerah pertama yang diduduki oleh kaum Muslim Arab pada tahun 640. Sejak saat itu, ibu kota Mesir, Kairo dijawab dengan masjid. Maka dari itu, Kairo dijuluki sebagai kota seribu menara.[4]Beberapa masjid di Kairo berfungsi sebagai sekolah Islam atau madrasah bahkan sebagai rumah sakit.[5]Masjid di Sisilia dan Spanyol tidak menirukan desain arsitektur Visigoth, tetapi menirukan arsitektur bangsa Moor.[6]Para ilmuwan lewat memperkirakan bahwa bentuk kontruksi pra-Islam lewat diubah menjadi bentuk arsitektur Islam ala Andalus dan Magribi, seperti contoh lengkung tapal kuda di pintu-pintu masjid.[7]

Menara Masjid Raya Xi'an di Xi'an,
CinaMasjid pertama di Cina berdiri pada 100 tahun ke 8 Masehi di Xi'an. Masjid Raya Xi'an, yang terakhir kali di rekonstruksi pada 100 tahun ke 18 Masehi, menyertai arsitektur Cina. Masjid di bagian barat Cina seperti di daerah Xinjiang, menyertai arsitektur Arab, dimana di masjid terdapat kubah dan menara. Sedangkan, di timur Cina, seperti di daerah Beijing, mengandung arsitektur Cina.[8]
Masjid mulai masuk di daerah India pada 100 tahun ke 16 semasa kerajaan Mugal berkuasa. Masjid di India mempunyai karakteristik arsitektur masjid yang lain, seperti kubah yang mempunyai bentuk seperti bawang. Kubah macam ini dapat diawasi di Masjid Jama, Delhi.
Masjid pertama kali didirikan di Kesultanan Utsmaniyah pada 100 tahun ke 11 Masehi, dimana pada saat itu orang-orang Turki mulai masuk agama Islam. Beberapa masjid awal di Turki yaitu Aya Sofya, dimana pada zaman Bizantium, kontruksi Aya Sofya adalah sebuah katedral. Kesultanan Utsmaniyah memiliki karakteristik arsitektur masjid yang unik, terdiri dari kubah yang besar, menara dan bagian luar gedung yang lapang. Masjid di Kesultanan Usmaniyah biasanya mengkolaborasikan tiang-tiang yang tinggi, jalur-jalur kecil di antara shaf-shaf, dan langit-langit yang tinggi, juga dengan menggabungkan mihrab dalam satu masjid.[9] Sampai saat ini, Turki adalah rumah dari masjid yang berciri khas arsitektur Utsmaniyah.
Secara bertahap, masjid masuk ke beberapa bagian di Eropa. Perkembangan banyak masjid secara pesat mulai terlihat seabad yang lewat, ketika banyak imigran Muslim yang masuk ke Eropa. Kota-kota besar di Eropa, seperti München, London dan Paris memilki masjid yang besar dengan kubah dan menara. Masjid ini biasanya terletak di daerah urban sebagai pusat komunitas dan kegiatan sosial untuk para muslim di daerah tersebut. Walaupun begitu, seseorang dapat menemukan sebuah masjid di Eropa apabila di sekitar daerah tersebut ditinggali oleh kaum Muslim dalam banyak yang cukup banyak.[10] Masjid pertama kali muncul di Amerika Serikat pada awal 100 tahun ke 20. Masjid yang pertama didirikan di Amerika Serikat yaitu di daerah Cedar Rapids, Iowa yang didirikan pada kurun kesudahan 1920an. Bagaimanapun, semakin banyak imigran Muslim yang masuk ke Amerika Serikat, terutama dari Asia Selatan, banyak masjid di Amerika Serikat bertambah secara drastis. Dimana banyak masjid pada waktu 1950 sekitar 2% dari banyak masjid di Amerika Serikat, pada tahun 1980, 50% banyak masjid di Amerika Serikat didirikan.[11]
Perubahan tempat ibadah menjadi masjid

Masjid Ayasofya, dahulu adalah gereja
Menurut sejarawan Muslim, sebuah kota yang ditaklukkan tanpa perlawanan dari masyarakatnya, maka pasukan Muslim memperbolehkan masyarakat untuk tetap mempergunakan gereja dan sinagog mereka. Tapi, keberadaan beberapa gereja dan sinagog yang berganti fungsi menjadi sebuah masjid dengan persetujuan dari tokoh agama setempat. Misal pada perubahan fungsi Masjid Umayyah, dimana khalifah Bani Umayyah, Abdul Malik mengambil gereja Santo Yohannes pada tahun 705 dari Umat Kristiani. Kesultanan Utsmaniyah juga melakukan alih fungsi terhadap beberapa gereja, biara dan kapel di Istanbul, termasuk gereja terbesar Ayasofya yang diubah menjadi masjid, setelah kejatuhan kota Konstantinopel pada tahun 1453 oleh Muhammad al-Fatih. Beberapa masjid lainnya juga didirikan di daerah suci milik Yahudi dan Kristen, seperti di Yerusalem.[1] Penguasa Muslim di India juga membentuk masjid hanya untuk memenuhi tugas mereka di bagian agama.
Sebaliknya, masjid juga dialih fungsikan menjadi tempat ibadah yang lain, seperti gereja. Hal ini dilakukan oleh umat Kristiani di Spanyol yang mengubah fungsi masjid di selatan Spanyol menjadi katedral, menyertai keruntuhan kekuasaan Bani Umayyah di selatan Spanyol.[12]Masjid Agung Kordoba sekarang dialih fungsikan menjadi sebuah gereja. Beberapa masjid di kawasan Semenanjung Iberia, Eropa Selatan dan India juga dialih fungsikan menjadi gereja atau pura setelah kekuasaan Islam tidak berkuasa lagi.
Fungsi keagamaan
Ibadah
Semua muslim yang telah baligh atau dewasa harus menunaikan salat lima kali sehari. Walaupun beberapa masjid hanya diurai pada hari Jumat, tapi masjid yang lainnya menjadi tempat salat sehari-hari. Pada hari Jumat, semua muslim laki-laki yang telah dewasa diharuskan pergi ke masjid untuk menunaikan salat ke masjid, berdasarkan Surah Al-Jumu’ah ayat 9:
“ | Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk mengerjakan salat Jum'at, maka bersegeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih patut untukmu jika kamu mengenal.[13] | ” |
—Surah Al-Jumu’ah:9 |

Umat Muslim sedang melakukan salat di Masjid Umayyah
Salat jenazah, biasanya juga disediakan di masjid. Salat jenazah dilakukan untuk muslim yang telah meninggal, dengan dipandu seorang imam. Salat jenazah dilakukan di area sektar masjid.[14] Ketika gerhana matahari muncul, kaum Muslimin juga mendatangkan salat khusuf untuk mengingat kemuliaan Allah.[15] Pada dua hari raya atau 'idain,yaitu Idul Fitri dan Idul Adha umat Muslim juga melakukan salat. Biasanya, beberapa masjid kecil di daerah Eropa atau Amerika akan menyewa sebuah gedung pertemuan untuk menyelenggarakan salat 'Id.[16] Di Indonesia, Salat 'Id biasa dilakukan di lapangan buka yang bersih dan masjid sekitar.
Kegiatan bulan Ramadan
Masjid, pada bulan Ramadan, mengakomodasi umat Muslim untuk beribadah pada bulan Ramadan. Biasanya, masjid akan sangat ramai di minggu pertama Ramadan. Pada bulan Ramadan, masjid-masjid biasanya menyelenggarakan perkara pengajian yang amat diminati oleh warga. Tradisi lainnya yaitu menyediakan iftar, atau makanan buka puasa. Keberadaan beberapa masjid yang juga menyediakan makanan untuk sahur. Masjid-masjid biasanya mengundang kaum fakir miskin untuk masuk menikmati sahur atau iftar di masjid. Hal ini dilakukan sebagai amal shaleh pada bulan Ramadan.[17]
Pada malam hari setelah salat Isya digelar, umat Muslim disunahkan untuk melaksanakankan salat Tarawih berjamaah di masjid. Setelah salat Tarawih, keberadaan beberapa orang yang akan membacakan Al-Qur'an.[13] Pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan, masjid-masjid besar akan menyelenggarakan I'tikaf, yaitu sunnah Nabi Muhammad saw. untuk berdiam diri di Masjid ( mengkhususkan hari-hari terakhir ramadan guna menjadi lebih berkembang amal ibadah ) dan memperbanyak mengingat Allah swt. [13]
Amal
Rukun ketiga dalam Rukun Islam yaitu zakat. Setiap muslim yang mampu harus menzakati hartanya sebanyak 2.5% dari banyak hartanya. Masjid, sebagai pusat dari komunitas umat Islam, menjadi tempat penyaluran zakat untuk yatim piatu dan fakir miskin. Pada saat Idul Fitri, masjid menjadi tempat penyaluran zakat fitrah dan membentuk panitia amil zakat.
Panitia zakat, biasanya di bentuk secara lokal oleh orang-orang atau para jemaah yang hidup di sekitar sekeliling yang terkait masjid. Begitu pula dalam pengelolaannya. Namun, untuk masjid-masjid besar seperti di pusat kota, biasanya langsung ditangani oleh pemerintah daerah setempat.
Fungsi sosial

Masjid di Martapura pada masa penjajahan. Masjid di banyak kota di Indonesia menjadi bagian tidak terpisahkan dari alun-alun.
Pusat kegiatan warga
Banyak pemimpin Muslim setelah wafatnya Nabi Muhammad saw, berlomba-lomba untuk membentuk masjid. Seperti kota Mekkah dan Madinah yang berdiri di sekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, kota Karbala juga didirikan di tidak tidak dekat makam Husain bin Ali. Kota Isfahan, Iran dikenal dengan Masjid Imam-nya yang menjadi pusat kegiatan warga. Pada kesudahan 100 tahun ke-17, Syah Abbas I dari dinasti Safawi di Iran mengubah kota Isfahan menjadi salah satu kota terbagus di dunia dengan membentuk Masjid Syah dan Masjid Syaikh Lutfallah di pusat kota. Ini mendatangkan kota Isfahan memiliki lapangan pusat kota yang terbesar di dunia. Lapangan ini berfungsi sebagai pasar bahkan tempat olahraga.[18]
Masjid di daerah Amerika Serikat didirikan dengan sangat sering. Masjid biasa dipakai sebagai tempat perkumpulan umat Islam. Biasanya perkembangan banyak masjid di daerah pinggiran kota, lebih besar dibanding di daerah kota. Masjid didirikan agak tidak dekat dari pusat kota.[19]
Pendidikan
Fungsi utama masjid yang lainnya yaitu sebagai tempat pendidikan. Beberapa masjid, terutama masjid yang didanai oleh pemerintah, biasanya menyediakan tempat belajar patut ilmu keislaman maupun ilmu umum. Sekolah ini memiliki tingkatan dari landasan sampai menengah, walaupun keberadaan beberapa sekolah yang menyediakan tingkat tinggi. Beberapa masjid biasanya menyediakan pendidikan paruh waktu, biasanya setelah subuh, maupun pada sore hari. Pendidikan di masjid ditujukan untuk segala usia, dan meliputi seluruh pelajaran, mulai dari keislaman sampai sains. Selain itu, tujuan keberadaannya pendidikan di masjid yaitu untuk mendampingkan generasi muda kepada masjid. Pelajaran membaca Qur'an dan bahasa Arab sering sekali menjadi pelajaran di beberapa negara berpenduduk Muslim di daerah luar Arab, termasuk Indonesia. Kelas-kelas untuk mualaf, atau orang yang baru masuk Islam juga dipersiapkan di masjid-masjid di Eropa dan Amerika Serikat, dimana perkembangan agama Islam melaju dengan sangat pesat.[20] Beberapa masjid juga menyediakan pengajaran tentang hukum Islam secara mendalam. Madrasah, walaupun letaknya agak berpisah dari masjid, tapi tersedia untuk umat Islam untuk mengeksplorasi ilmu keislaman.
Kegiatan dan pengumpulan dana
Masjid juga menjadi tempat kegiatan untuk mengerahkan dana. Masjid juga sering mendatangkan bazar, dimana umat Islam dapat membeli alat-alat ibadah maupun buku-buku Islam. Masjid juga menjadi tempat untuk kontrak nikah, seperti tempat ibadah agama lainnya.
Masjid tanah liat di Djenné, Mali, secara tahunan mendatangkan festival untuk merekonstruksi dan membenah ulang masjid.
Masjid dan politik
Di penghujung 100 tahun ke-20, peranan masjid sebagai tempat berpolitik mulai meningkat. Saat ini, partisipasi kepada warga mulai menjadi perkara utama masjid-masjid di daerah Barat. Karena melihat warga sekitar yaitu penting, masjid-masjid dipakai sebagai tempat dialog dan dialog damai antara umat Islam dengan non-Muslim.
Bantuan
Negara yang dimana banyak masyarakat Muslimnya sangat sedikit, biasanya ikut membantu dalam hal-hal warga, seperti misalnya memberikan fasilitas pendaftaran pemilih untuk kebutuhan pemilu.[21] Pendaftaran pemilih ini melibatkan warga Islam yang tinggal di sekitar Masjid. Beberapa masjid juga sering berpartisipasi dalam demonstrasi, penandatanganan petisi, dan kegiatan politik lainnya.[21]
Selain itu, peran masjid dalam dunia politik terlihat di bagian lain di dunia.[22] Contohnya, pada kasus pemboman Masjid al-Askari di Irak. pada bulan Februari 2006 Imam-imam dan khatib di Masjid al-Askari menggunakan masjid sebagai tempat untuk menyeru pada kedamaian di tengah kerusuhan di Irak.[23]
Konflik sosial
Masjid kadang-kadang menjadi sasaran kemarahan umat non-Muslim. Kadangkala kasus persengketan terjadi di beberapa daerah dimana umat Islam menjadi minoritas di daerah tersebut.
Sebagai contoh kongkrit yaitu kasus di Masjid Babri. Masjid Babri yang terletak di Mumbai, India menjapada masalah sengketa lahan antara warga penganut Hindu dan warga Muslim. Hal ini diakibatkan Masjid Babri berdiri di daerah keramat Mandir.[24] Sebelum sebuah kesepakatan dibuat, warga dan aktivis Hindu berjumlah 75000 massa menghancurkan kontruksi Masjid Babri pada 6 Desember 1992.
Selain itu, masjid juga sering menjadi tempat pengejekan dan penyerbuan terhadap umat Muslim setelah terjadinya peristiwa 11 September.[25] Lebih dari itu, Liga Yahudi dikenal berencana mengebom King Fahd Mosque di Culver City, California.[26] Masjid Hassan Bek di Palestina menjadi objek penyerbuan kaum Yahudi Israel kepada Muslim Arab.[27][28][29]
Pengaruh Saudi
Walaupun Arab Saudi telah memerankan dalam membentuk masjid sejak awal 100 tahun ke-20, tetapi pada pertengahan 100 tahun ke-20, Arab Saudi menjadi negara yang paling banyak mendukung atau mendonasikan pembangunan masjid di seluruh dunia.[30] Pada awal 1980-an, pemerintah Arab Saudi, dibawah kepemimpinan Khaled dan Fahd mendonasikan biaya untuk pembangunan masjid di beberapa bagian di dunia. Dana sebesar 45 miliar dolar telah diselesaikan untuk membentuk masjid di seluruh dunia. Koran Ainul Yaqin di Arab Saudi mencatat bahwa pemerintah Arab Saudi telah membentuk setidaknya 1500 masjid dan lebih dari 2000 pusat Islam di seluruh dunia.[31] Di Amerika Serikat dan Italia, masjid dan pusat pendidikan Islam telah berdiri di California dan Roma. Proyek tersebut yaitu investasi terbesar untuk pemerintah Arab Saudi.[30][32]
Arsitektur

Masjid Indrapuri di Aceh, kesudahan 100 tahun ke-19, bergaya arsitektur Nusantara. Foto koleksi KITLV.
Bentuk
Bentuk masjid telah diubah di beberapa bagian negara Islam di dunia. Gaya masjid terkenal yang sering dipakai yaitu bentuk masjid Abbasi, bentuk T, dan bentuk kubah pusat di Anatolia. Negara-negara yang kaya akan minyak biasanya membentuk masjid yang megah dengan biaya yang besar dan pembangunannya dipandu oleh arsitek non-Muslim yang ditolong oleh arsitek Muslim.
Arab-plan atau hypostyle yaitu bentuk-bentuk awal masjid yang sering dipakai dan dipelopori oleh Bani Umayyah. Masjid ini mempunyai bentuk persegi ataupun persegi panjang yang didirikan pada sebuah dataran dengan halaman yang tertutup dan tempat ibadah di dalam. Halaman di masjid sering dipakai untuk menampung jamaah pada hari Jumat. Beberapa masjid mempunyai bentuk hypostyle ayau masjid yang mempunyai ukuran besar, biasanya mempunyai atap datar diatasnya, dan dipakai untuk penopang tiang-tiang.[1] Contoh masjid yang menggunakan bentuk hypostyle yaitu Masjid Kordoba, di Kordoba, yang didirikan dengan 850 tiang.[33] Beberapa masjid bergaya hypostyle memiliki atap melengkung yang memberikan keteduhan untuk jamaah di masjid. Masjid bergaya arab-plan mulai didirikan pada masa Abbasiyah dan Umayyah, tapi masjid bergaya arab-plan tidak terlalu disenangi.
Kesultanan Utsmaniyah lewat memperkenalkan bentuk masjid dengan kubah di tengah pada 100 tahun ke-15 dan memiliki kubah yang besar, dimana kubah ini melingkupi beberapa besar area salat. Beberapa kubah kecil juga ditambahkan di area luar tempat ibadah.[34] Gaya ini sangat dipengaruhi oleh bangunan-bangunan dari Bizantium yang menggunakan kubah besar.[1]
Masjid gaya Iwan juga dikenal dengan bagian masjid yang dikubah. Gaya ini diambil dari arsitektur Iran pra-Islam.
Menara
Bentuk umum dari sebuah masjid yaitu keberadaan menara. Menara asal katanya dari bahasa Arab "nar" yang berarti "api"( api di atas menara/lampu) yang terlihat dari terlampau tidak dekat. Menara di masjid biasanya tinggi dan keberadaan di bagian pojok dari kompleks masjid. Menara masjid tertinggi di dunia keberadaan di Masjid Hassan II, Casablanca, Maroko.[35]
Masjid-masjid pada zaman Nabi Muhammad tidak memiliki menara, dan hal ini mulai dilakukan oleh pengikut ajaran Wahabiyyah, yang melarang pembangunan menara dan menganggap menara tidak penting dalam kompleks masjid. Menara pertama kali didirikan di Basra pada tahun 665 sewaktu pemerintahan khalifah Bani Umayyah, Muawiyah I, yang mendukung pembangunan menara masjid untuk mengimbangi menara-menara lonceng pada gereja. Menara mempunyai tujuan sebagai tempat muazin mengumandangkan azan.[36]
Kubah

Masjid dengan kubah yang besar di Pusat Islam
WinaKubah juga adalah salah satu ciri khas dari sebuah masjid. Seiring waktu, kubah diperluas menjadi sama luas dengan tempat ibadah di bawahnya. Walaupun kebanyakan kubah memakai bentuk setengah bulat, masjid-masjid di daerah India dan Pakistan memakai kubah mempunyai bentuk bawang.[37]

Salah satu sudut dalam Masjid dengan
Mihrab pada bagian tengah ruangan
Tempat ibadah
Tempat ibadah atau ruang salat, tidak diberikan meja, atau kursi, sehingga memungkinkan para jamaah untuk mengisi shaf atau barisan-barisan yang keberadaan di dalam ruang salat. Bagian ruang salat biasanya diberi kaligrafi dari potongan ayat Al-Qur'an untuk membuat menjadi dapat dilihat keindahan agama Islam serta Al-Qur'an. Ruang salat mengarah ke arah Ka'bah, sebagai kiblat umat Islam.[38] Di masjid juga terdapat mihrab dan mimbar. Mihrab yaitu tempat imam memandu salat, sedangkan mimbar yaitu tempat khatib menyampaikan khutbah.[39]
Tempat bersuci
Dalam komplek masjid, di tidak tidak dekat ruang salat, tersedia ruang untuk menyucikan diri, atau biasa dinamakan tempat wudhu. Di beberapa masjid kecil, kamar mandi dipakai sebagai tempat untuk berwudhu. Sedangkan di masjid tradisional, tempat wudhu biasanya sedikit terpisah dari kontruksi masjid.[33]
Fasilitas lain
Masjid modern sebagai pusat kegiatan umat Islam, juga menyediakan fasilitas seperti klinik, perpustakaan, dan tempat berolahraga.
Aturan dan etiket
Masjid sebagai tempat beribadah kaum muslim, adalah tempat suci. Oleh karena itu, keberadaan peraturan dan etiket yang harus dijawab ketika keberadaan di masjid.
Imam
Pemilihan imam sebagai pemimpin salat sangat dianjurkan, meskipun bukan sebuah kewajiban.[40] Seorang imam haruslah seorang muslim yang jujur, patut dan paham akan agama Islam.[40] Sebuah masjid yang didirikan dan dirawat oleh pemerintah, akan dipandu oleh Imam yang dituding oleh pemerintah.[40] Masjid yang tidak diurus pemerintah, akan meneguhkan imam dengan sistem pemilihan dengan suara terbanyak. Menurut Mazhab Hanafi, orang yang membentuk masjid layak dinamakan sebagai imam, walaupun konsep ini tidak diajarkan ke mazhab lainnya.[40]
Kepemimpinan salat dibagi dalam tiga macam, yakni imam untuk salat lima waktu, imam salat Jumat dan imam salat lainnya (seperti salat khusuf atau jenazah). Semua ulama Islam berpendapat bahwa jamaah laki-laki hanya dapat dipandu oleh seorang imam laki-laki. Bila semua jamaah yaitu perempuan, maka patut laki-laki maupun perempuan dapat menjadi imam, asalkan perempuan tidak menjadi imam untuk jamaah laki-laki.[40]
Kesucian
Masjid adalah tempat yang suci,maka jamaah yang masuk ke masjid harus dalam mempunyainya yang suci pula. Sebelum masuk masjid, jamaah harus berwudhu di tempat wudhu yang telah dipersiapkan. Selain itu, jamaah jangan masuk ke masjid dengan menggunakan sepatu atau sandal yang tidak bersih. Jamaah sebisa jangan-jangan harus dalam mempunyainya rapi, bersih dan tidak dalam mempunyainya junub. Seorang jamaah dianjurkan untuk bersiwak sebelum masuk ke masjid, untuk menghindari bau mulut.[41]
Pakaian
Agama Islam menganjurkan untuk berpakaian rapi, sopan, dan bersih dalam beribadah. Jamaah laki-laki dianjurkan memakai baju yang longgar dan bersih. Jamaah perempuan diharuskan memakai jubah yang longgar atau memakai hijab. Patut jamaah laki-laki maupun perempuan jangan memakai pakaian yang membuat menjadi dapat dilihat aurat. Kebanyakan umat Islam memakai baju khas Timur Tengah seperti jubah atau hijab.[13]
Konsentrasi
Masjid sebagai tempat untuk beribadah jangan diganggu ketenangannya. Pembicaraan dengan suara yang keras disekitar masjid yang dapat mengganggu jamaah di masjid dilarang. Selain itu, orang jangan langsung di hadapan jamaah yang sedang salat.[42] Para jamaah juga dianjurkan untuk memakai pakaian yang tidak bertulisan maupun berwarna supaya menjaga kekhusyuan salat.
Pemisahan gender
Pemisahan antara lelaki dan perempuan di masjid sangat penting, agar tidak menimbulkan syahwat. Posisi jamaah wanita di masjid yaitu di belakang jamaah pria. Nabi Muhammad saw dalam hadisnya: "Tempat ibadah terbaik untuk perempuan yaitu di rumah". Bahkan khalifah Umar bin Khattab melarang wanita untuk salat di masjid.[43] Pada beberapa masjid di Asia Tenggara dan Asia Selatan, jamaah perempuan dipisahkan dengan sebuah hijab atau dibedakan lantainya. Sedangkan di Masjidil Haram, jamaah perempuan dan anak-anak diberi tempat khusus untuk beribadah.[44]
Non-muslim di masjid
Berdasarkan pendapat kebanyakan ulama, penganut selain Islam diperbolehkan untuk masuk ke masjid, selama mereka tidak makan atau tidur didalamnya. Tapi, Mazhab Maliki memiliki pendapat lain yang melarang penganut selain Islam untuk masuk ke masjid dalam mempunyainya apapun.[40]
Menurut Imam Hambali, penganut agama samawi, seperti Kristen maupun Yahudi sedang diperbolehkan untuk masuk ke Masjidil Haram. Tapi, khalifah Bani Umayyah, Umar II melarang non-muslim untuk masuk ke daerah Masjidil Haram dan lewat berjalan diseluruh penjuru Arab. Masjid-masjid di Maroko yang menganut Mazhab Maliki melarang non-muslim untuk masuk ke masjid.[45] Di Amerika Serikat, non-muslim diperbolehkan untuk masuk, sebagai sarana untuk pembelajaran Islam.[46][47]
Saat ini, di Saudi Arab, kota Mekkah dan Madinah hanya diperbolehkan untuk kaum Muslim saja. Sedangkan untuk non-muslim, diarahkan ke kota Jeddah.[48]
Referensi
- ^ a b c d e f Hillenbrand, R. "Masdjid. I. In the central Islamic lands". In P.J. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel and W.P. Heinrichs. Encyclopaedia of Islam Online. Brill Academic Publishers. ISSN 1573-3912.
- ^ www.google.com mosque
- ^ "The Ottoman: Origins". Washington State University. http://www.wsu.edu/~dee/OTTOMAN/ORIGIN.HTM. Diakses pada 2006-04-15.
- ^ [travel.independent.co.uk/africa/article253491.ece "Cairo, Egypt"]. The Independent. travel.independent.co.uk/africa/article253491.ece. Diakses pada 2007-09-22.
- ^ Budge, E.A. Wallis (June 13,2001). Budge's Egypt: A Classic 19th-Century Travel Guide. Courier Dover Publications. pp. 123–128. ISBN 0-486-41721-2.
- ^ "Theoretical Issues of Islamic Architecture". Foundation for Science Technology and Civilisation. http://www.muslimheritage.com/topics/default.cfm?ArticleID=278. Diakses pada 2006-04-07.
- ^ "Architecture in Christian Spain". Stanford University. http://medspains.stanford.edu/demo/themes/art_and_architecture/arch_christian_spain/index.html. Diakses pada 2007-09-10.
- ^ Cowen, Jill S. (July/August 1985). "Muslims in China: The Mosque". Saudi Aramco World. pp. 30–35. Retrieved 2006-04-08.
- ^ "Mosques". Charlotte Country Day School. http://www.ccds.charlotte.nc.us/History/MidEast/04/Jpitts/Jpitts.htm. Diakses pada 2006-04-07.
- ^ Lawton, John (January/February 1979). "Muslims in Europe: The Mosque". pp. 9–14. Retrieved 2006-04-17.
- ^ (2001). "The Mosque in America: A National Portrait". Council on American-Islamic Relations. Diakses pada 17 April 2006.
- ^ Wagner, William. How Islam Plans to Change the World. Kregel Publications. p. 99. ISBN 0-8254-3965-5. "When the Moors were driven out of Spain in 1492, most of the mosques were converted into churches"
- ^ a b c d Maqsood, Ruqaiyyah Waris (April 22, 2003). Teach Yourself Islam (2nd edition ed.). Chicago: McGraw-Hill. pp. 57–8, 72–5, 112–120. ISBN 0-07-141963-2.
- ^ "Fiqh-us-Sunnah, Volume 4: Funeral Prayers (Salatul Janazah)". Compendium of Muslim Texts. University of Southern California. http://www.usc.edu/dept/MSA/law/fiqhussunnah/fus4_62.html. Diakses pada 2006-04-16.
- ^ "Eclipses". Compendium of Muslim Texts. University of Southern California. http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/018.sbt.html. Diakses pada 2006-04-16.
- ^ "'Id Prayers (Salatul 'Idain)". Compendium of Muslim Texts. University of Southern California. http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/pillars/prayer/Eid-Prayers_1.html. Diakses pada 2006-04-08.
- ^ "Charity". Compendium of Muslim Texts. University of Southern California. http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/pillars/fasting/tajuddin/fast_51.html. Diakses pada 2006-04-17.
- ^ Madanipour, Ali (May 09, 2003). Public and Private Spaces of the City. Routledge. p. 207. ISBN 0-415-25629-1.
- ^ Abdo, Geneive (September 2005). "Islam in America: Separate but Unequal". The Washington Quarterly 28 (4): 7–17. Retrieved 2006-04-07.
- ^ Wheeler, Brannon M. (August 1, 2002). "Preface". Teaching Islam. Oxford University Press US. pp. v. ISBN 0-19-515225-5. "and [Islam] remains the fastest growing religion both in the United States and worldwide"
- ^ a b Jamal, Amany. "The Role of Mosques in the Civic and Political Incorporation of Muslim American". Teachers' College – Columbia University. http://www.tc.edu/muslim-nyc/research/projects/role%20of%20muslims.html. Diakses pada 2006-04-22.
- ^ Swanbrow, Diane (2005-06-23). "Study: Islam devotion not linked to terror". The University Record Online. http://www.umich.edu/~urecord/0405/Jun13_05/03.shtml. Diakses pada 2007-02-24.
- ^ "Friday prayer plea for Iraq calm". BBC. 2006-02-24. Retrieved 2006-04-23.
- ^ Romey, Kristen M. (July/August 2004). "Flashpoint Ayodhya". Archaeology.
- ^ [1]
- ^ "JDL Chairman, Follower Accused of Plotting to Bomb Mosque, Congressman". Associated Press via FOX News. 2001-12-13. Retrieved 2006-04-23.
- ^ "Arafat orders immediate ceasefire". BBC. 2001-06-03. Retrieved 2006-04-23.
- ^ Harris, John (2006-04-22). "Paranoia, poverty and wild rumours - a journey through BNP country". The Guardian. Retrieved 2006-05-28.
- ^ Carlile, Jennifer. "Italians fear mosque plans". MSNBC. Retrieved 2006-05-28.
- ^ a b Ottoway, David B. (2004-08-19). "U.S. Eyes Money Trails of Saudi-Backed Charities". The Washington Post. p. A1. Retrieved 2007-02-24.
- ^ Kaplan, David E. (2003-12-15). "The Saudi Connection". U.S. News and World Report. http://www.usnews.com/usnews/news/articles/031215/15terror.htm. Diakses pada 2006-04-17.
- ^ "Islamic Center in Rome, Italy". King Fahd bin Abdul Aziz. http://www.kingfahdbinabdulaziz.com/main/m4506.htm. Diakses pada 2006-04-17.
- ^ a b "Religious Architecture and Islamic Cultures". Massachusetts Institute of Technology. http://web.mit.edu/4.614/www/handout02.html. Diakses pada 2006-04-09.
- ^ "Vocabulary of Islamic Architecture". Massachusetts Institute of Technology. http://ocw.mit.edu/OcwWeb/Architecture/4-614Religious-Architecture-and-Islamic-CulturesFall2002/LectureNotes/detail/vocab-islam.htm#islam6. Diakses pada 2006-04-09.
- ^ Walters, Brian (May 17, 2004). "The Prophet's People". Call to Prayer: My Travels in Spain, Portugal and Morocco. Virtualbookworm Publishing. p. 14. ISBN 1-58939-592-1. "Its 210-meter minaret is the tallest in the world"
- ^ Hillenbrand, R. "Manara, Manar". In P.J. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel and W.P. Heinrichs. Encyclopaedia of Islam Online. Brill Academic Publishers. ISSN 1573-3912.
- ^ Asher, Catherine B. (September 24, 1992). "Aurangzeb and the Islamization of the Mughal style". Architecture of Mughal India. Cambridge University Press. p. 256. ISBN 0-521-26728-5.
- ^ Bierman, Irene A. (December 16, 1998). Writing Signs: Fatimid Public Text. University of California Press. p. 150. ISBN 0-520-20802-1.
- ^ "Terms 1: Mosque". University of Tokyo Institute of Oriental Culture. http://www.ioc.u-tokyo.ac.jp/~islamarc/WebPage1/htm_eng/index/keyword1_e.htm. Diakses pada 2006-04-09.
- ^ a b c d e f Abu al-Hasan Ali Ibn Muhammad Ibn Habib, Al-Mawardi (2000). The Ordinances of Government (Al-Ahkam al-Sultaniyya w’al-Wilayat al-Diniyya). Lebanon: Garnet Publishing. pp. p. 184. ISBN 1-85964-140-7.
- ^ "Chapter 16. The Description of the Prayer". SunniPath Library. SunniPath. http://www.sunnipath.com/Resources/PrintMedia/Hadith/H0002P0016.aspx. Diakses pada 2006-07-12.
- ^ Connecting Cultures, Inc.. "Building Cultural Competency: Understanding Islam, Muslims, and Arab Culture" (Doc). Connecting Cultures, Inc.. Diakses pada 12 Juli 2006.
- ^ Doi, Abdur Rahman I.. "Women in Society". Compendium of Muslim Texts. University of Southern California. http://www.usc.edu/dept/MSA/humanrelations/womeninislam/womeninsociety.html#mosque. Diakses pada 2006-04-15.
- ^ Rezk, Rawya (2006-01-26). "Muslim Women Seek More Equitable Role in Mosques". The Columbia Journalist. Retrieved 2006-04-09.
- ^ "Morocco travel". CNN. http://edition.cnn.com/2003/TRAVEL/DESTINATIONS/02/25/morocco.travel.ap/index.html. Diakses pada 2006-09-22.
- ^ Takim, Liyakatali (July 2004). "From Conversion to Conversation: Interfaith Dialogue in Post 9–11 America" (PDF). The Muslim World 94: 343–355. Retrieved 2006-06-16. Liyakatali Takim is a professor in the Department of Religious Studies at the University of Denver
- ^ "Laptop link-up: A day at the mosque". BBC. 2005-12-05. Retrieved 2006-06-16.
- ^ Goring, Rosemary (May 1, 1997). Dictionary of Beliefs & Religions. Wordsworth Editions. ISBN 1-85326-354-0.
Lihat pula
Pranala luar
- (Indonesia) Dewan Masjid Indonesia
- (Inggris) Daftar masjid di AS
- (Inggris) Informasi masjid di dunia
- (Inggris) The Mosque Review (Masjid)
Sumber :
wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, ilmuwan.web.id, jakarta-barat.kelas-karyawan.co.id, dsb-nya.