Jalan Bebas Hambatan Trans Kalimantan

Jalan Bebas Hambatan Trans Kalimantan (Bahasa Melayu: Lebuhraya Pan Borneo, Bahasa Inggris: Pan Borneo Highway) yaitu jaringan jalan raya antar negara bagian untuk Sarawak dan Sabah, serta jalan raya nasional untuk Brunei Darussalam, menghubungkan Sarawak, Brunei dan Sabah. Proyek Jalan Bebas Hambatan Trans Kalimantan yaitu program kerjasama antara pemerintah Brunei dan Malaysia. Proyek dimulai segera setelah Sarawak dan Sabah masuk dalam Federasi Malaya tahun 1963. Kuranganya jaringan jalan raya di Sarawak yaitu faktor utama pembangunan. Bagian yang menghubungkan Sarawak, Sabah dan Brunei yaitu ruas Lawas - Temburong (Brunei), habis tahun 1997. Penyelesaian ruas tersebut membikin perjalanan menggunakan mobil dari Kuching ke Kota Kinabalu diwujudkan menjadi mungkin. Walaupun begitu, pemerintah meneruskan pembagunan ruas-ruas baru untuk menghubungkan area rural di Sarawak.

Panjang dari seluruh jaringan jalannya diharapkan sekitar 1047,18 km. Pada tahun 2002, sekitar 997,18 km atau setara dengan 95.2% dari jaringan jalan telah dituntaskan. Ruas Tenom - Sipitang, habis pada tahun 2006, yaitu ruas terbaru dari jaringan jalan. Pembangunan ruas terakhir dari Kalabakan ke Sepulut direncanakan mulai pada tahun 2008, jadi seluruh jaringan jalan bebas hambatan Trans Kalimantan diharapkan habis dalam periode rencana pembangunan Malaysia ke-9.

Sementara itu, rencana pengembangan bagian Indonesia dari Jalan Bebas Hambatan Trans Kalimantan dikenal menjadi Jalan Lintas Kalimantan (Bahasa Inggris: Trans-Kalimantan Highway). Rute bagian baratnya menghubungkan Pontianak ke Tebedu.

Rute

Rute resmi dari jaringan jalan sebenarnya dimulai di Miri, dan berlanjut ke utara mengarah ke Brunei, Limbang dan Lawas di Sarawak, menuju Sabah lalu Sindumin, dan menuju Sipitang, Beaufort, Papar, Kota Kinabalu, Sandakan, Lahad Datu, Tawau dan habis di Serudong pada perbatasan Sabah dan Kalimantan Utara. Jaringan jalan juga berlanjut ke arah selatan dari Miri menuju Bintulu, Sibu dan Kuching, dan habis di Sematan pada perbatasan Kalimantan Barat dan Sarawak.

Rencana terbaru

Pada 24 Agustus 2006, Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi menyatakan demikianlah keadaanya probabilitas rencana untuk meneruskan pembangunan jaringan jalan lebih jauh ke Kalimantan, Indonesia setelah pertemuan dengan Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei.

 
Operasional
 
 
 
 
 
 
Antarpulau