KUMPULAN STUDI BERBAHASA INDONESIA
TARUMANAGARA
 
Ganti ke tayangan  HP M1, 2 Laptop
Daftar Isi   ❒ Hukum   ❒ Indonesia   ❒ Kimia   ❒ Oseania   ❒ Politik   ❒ Sastra
Cari di Kumpulan Studi Berbahasa Indonesia   
Terdahulu  (Tartaros)(Tarung DerajatTopik setelah ini

Tarumanagara

Tarumanagara
Salakanagara
358–669Kerajaan Sunda
Lokasi Tarumanagara
Wilayah Tarumanagara
Ibu kotaSundapura (dekat Tugu dan Bekasi)
BahasaSunda, Sanskerta
AgamaHindu, Buddha, Sunda Wiwitan
PemerintahanMonarki
Sejarah 
 - Didirikan358
 - Serbuan Sriwijaya pada tahun 650669
Artikel ini ronde dari seri
Sejarah Indonesia
Sejarah Indonesia .png
Lihat pula:
Garis waktu sejarah Indonesia
Sejarah Nusantara
Prasejarah
Kerajaan Hindu-Buddha
Kutai (abad ke-4)
Tarumanagara (358–669)
Kalingga (abad ke-6 sampai ke-7)
Sriwijaya (abad ke-7 sampai ke-13)
Sailendra (abad ke-8 sampai ke-9)
Kerajaan Medang (752–1006)
Kerajaan Kahuripan (1006–1045)
Kerajaan Sunda (932–1579)
Kediri (1045–1221)
Dharmasraya (abad ke-12 sampai ke-14)
Singhasari (1222–1292)
Majapahit (1293–1500)
Malayapura (abad ke-14 sampai ke-15)
Kerajaan Islam
Penyebaran Islam (1200-1600)
Kesultanan Samudera Pasai (1267-1521)
Kesultanan Ternate (1257–sekarang)
Kerajaan Pagaruyung (1500-1825)
Kesultanan Malaka (1400–1511)
Kerajaan Inderapura (1500-1792)
Kesultanan Demak (1475–1548)
Kesultanan Aceh (1496–1903)
Kesultanan Banten (1527–1813)
Kesultanan Cirebon (1552 - 1677)
Kesultanan Mataram (1588—1681)
Kesultanan Siak (1723-1945)
Kerajaan Kristen
Kerajaan Larantuka (1600-1904)
Kolonialisme bangsa Eropa
Portugis (1512–1850)
VOC (1602-1800)
Belanda (1800–1942)
Kemunculan Indonesia
Kebangkitan Nasional (1899-1942)
Pendudukan Jepang (1942–1945)
Revolusi nasional (1945–1950)
Indonesia Merdeka
Orde Lama (1950–1959)
Demokrasi Terpimpin (1959–1965)
Masa Transisi (1965–1966)
Orde Baru (1966–1998)
Era Reformasi (1998–sekarang)
Prasasti Tugu di Museum Nasional

Tarumanagara atau Kerajaan Taruma yaitu sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 sampai abad ke-7 M. Taruma yaitu salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang meninggalkan catatan sejarah. Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada kala itu Kerajaan Taruma yaitu kerajaan Hindu beraliran Wisnu.

Daftar isi

Etimologi dan Toponimi

Akap tarumanagara berasal dari akap taruma dan nagara. Nagara berfaedah kerajaan atau negara sedangkan taruma berasal dari akap tarum yang yaitu nama sungai yang membelah Jawa Barat yaitu Citarum. Pada muara Citarum ditemukan percandian yang luas yaitu Percandian Batujaya dan Percandian Cibuaya yang diduga yaitu peradaban peninggalan Kerajaan Taruma. [1] [2]

Sumber Sejarah

Bila menilik dari catatan sejarah ataupun prasasti yang hadir, tidak hadir penjelasan atau catatan yang pasti mengenai siapakah yang pertama kalinya membina kerajaan Tarumanegara. Raja yang pernah berkuasa dan sangat terkenal dalam catatan sejarah yaitu Purnawarman. Pada tahun 417 dia memerintah penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga (Kali Bekasi) sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Beres penggalian, sang prabu menciptakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum brahmana.

Bukti hal ada Kerajaan Taruma dikenal dengan tujuh buah prasasti batu yang ditemukan. Lima di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten. Dari prasasti-prasasti ini dikenal bahwa kerajaan diketuai oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M dan dia menguasai dan mengurus sampai tahun 382 M. Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman hadir di sekitar sungai Gomati (wilayah Bekasi). Kerajaan Tarumanegara ialah kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara.

Prasasti yang ditemukan

  1. Prasasti Kebon Kopi, dibuat sekitar 400 M (H Kern 1917), ditemukan di perkebunan kopi milik Jonathan Rig, Ciampea, Bogor
  2. Prasasti Tugu, ditemukan di Kampung Batutumbu, Kampong Tugu, Disktrik Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, sekarang disimpankan di museum di Jakarta. Prasasti tersebut isinya menerangkan penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati sepanjang 6112 tombak atau 12km oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa pemerintahannya.Penggalian sungai tersebut yaitu pemikiran untuk menghindari bencana alam berupa banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman, dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau.
  3. Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti Munjul, ditemukan di arus Sungai Cidanghiang yang mengalir di Kampong Lebak, Disktrik Munjul, Kabupaten Pandeglang, Banten, mengandung pujian kepada Raja Purnawarman.
  4. Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor
  5. Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor
  6. Prasasti Jambu, Nanggung, Bogor
  7. Prasasti Pasir Awi, Citeureup, Bogor


Lahan tempat prasasti itu ditemukan telah tersedia struktur bukit rendah berpermukaan datar dan diapit tiga batang sungai: Cisadane, Cianten dan Ciaruteun. Sampai abad ke-19, tempat itu masih dilaporkan dengan nama Pasir Muara. Dahulu termasuk ronde tanah swasta Ciampea. Sekarang termasuk wilayah Disktrik Cibungbulang.

Kampung Muara tempat prasasti Ciaruteun dan Telapak Gajah ditemukan, dahulu yaitu sebuah "kota pelabuhan sungai" yang bandarnya terletak di tepi pertemuan Cisadane dengan Cianten. Sampai abad ke-19 jalur sungai itu masih dipergunakan untuk angkutan hasil perkebunan kopi. Sekarang masih dipergunakan oleh pedagang bambu untuk mengangkut benda/barang dagangannya ke kawasan hilir.

Prasasti pada zaman ini menggunakan aksara Sunda kuno, yang pada awal mulanya yaitu perkembangan dari aksara tipe Pallawa Lanjut, yang mengacu pada model aksara Kamboja dengan beberapa cirinya yang masih melekat. Pada zaman ini, aksara tersebut belum mencapai taraf modifikasi struktur khasnya sebagaimana yang dipergunakan naskah-naskah (lontar) abad ke-16.

Prasasti Pasir Muara

Di Bogor, prasasti ditemukan di Pasir Muara, di tepi sawah, tidak tidak dekat dari prasasti Telapak Gajah peninggalan Purnawarman. Prasasti itu kini tak hadir ditempat asalnya. Dalam prasasti itu dituliskan :

ini sabdakalanda rakryan juru panga-mbat i kawihaji panyca pasagi marsa-n kampong barpulihkan haji su-nda

Terjemahannya menurut Bosch:

Ini tanda ucapan Rakryan Juru Pengambat dalam tahun (Saka) kawihaji (8) panca (5) pasagi (4), pemerintahan begara dikembalikan kepada raja Sunda.

Karena angka tahunnya bercorak "sangkala" yang menyertai kepastian "angkanam vamato gatih" (angka dibaca dari kanan), maka prasasti tersebut dibuat dalam tahun 458 Saka atau 536 Masehi.

Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun ditemukan pada arus Ci Aruteun, seratus meter dari pertemuan sungai tersebut dengan Ci Sadane; namun pada tahun 1981 diangkat dan diletakkan di dalam cungkup. Prasasti ini peninggalan Purnawarman, beraksara Palawa, berbahasa Sanskerta. Isinya yaitu puisi empat baris, yang berbunyi:

vikkrantasyavanipateh shrimatah purnavarmmanah tarumanagararendrasya vishnoriva padadvayam

Terjemahannya menurut Vogel:

Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti (telapak kaki) Wisnu ini milik raja dunia yang gagah berani yang termashur Purnawarman penguasa Tarumanagara.

Selain itu, hadir pula gambar sepasang "padatala" (telapak kaki), yang menunjukkan tanda kekuasaan &mdash& fungsinya seperti "tanda tangan" pada zaman sekarang. Kehadiran prasasti Purnawarman di kampung itu menunjukkan bahwa kawasan itu termasuk kawasan kekuasaannya. Menurut Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara parwa II, sarga 3, halaman 161, di selang bawahan Tarumanagara pada masa pemerintahan Purnawarman terdapat nama "Rajamandala" (raja daerah) Pasir Muhara.

Prasasti Telapak Gajah

Dua arca Wishnu dari Cibuaya, Karawang, Jawa Barat. Tarumanagara sekitar abad ke-7 Masehi. Mahkotanya yang telah tersedia struktur tabung menyerupai gaya seni Khmer Kamboja.

Prasasti Telapak Gajah bergambar sepasang telapak kaki gajah yang diberi keterangan satu baris telah tersedia struktur puisi berbunyi:

jayavi s halasya tarumendrsaya hastinah airavatabhasya vibhatidam padadavayam

Terjemahannya:

Kedua jejak telapak kaki yaitu jejak kaki gajah yang cemerlang seperti Airawata milik penguasa Tarumanagara yang jaya dan berkuasa.

Menurut mitologi Hindu, Airawata yaitu nama gajah tunggangan Batara Indra dewa perang dan penguawa Guntur. Menurut Pustaka Parawatwan i Bhumi Jawadwipa parwa I, sarga 1, gajah perang Purnawarman diberi nama Airawata seperti nama gajah tunggangan Indra. Bahkan diberitakan juga, bendera Kerajaan Tarumanagara berlukiskan rangkaian bunga teratai di atas kepala gajah. Demikian pula mahkota yang dikenakan Purnawarman berukiran sepasang lebah.

Ukiran bendera dan sepasang lebah itu dengan tegas ditatahkan pada prasasti Ciaruteun yang telah memancing perdebatan mengasyikkan di selang para pandai sejarah mengenai ruang lingkup dan nilai perlambangannya. Ukiran kepala gajah bermahkota teratai ini oleh para pandai diduga sebagai "huruf ikal" yang masih belum terpecahkan bacaaanya sampai sekarang. Demikian pula tentang ukiran sepasang tanda di depan telapak kaki hadir yang menduganya sebagai lambang labah-labah, matahari kembar atau kombinasi surya-candra (matahari dan bulan). Keterangan pustaka dari Cirebon tentang bendera Taruma dan ukiran sepasang "bhramara" (lebah) sebagai cap pada mahkota Purnawarman dalam segala "kemudaan" nilainya sebagai sumber sejarah harus diakui kesesuaiannya dengan lukisan yang terdapat pada prasasti Ciaruteun.

Prasasti Jambu

Di kawasan Bogor, masih hadir satu kembali prasasti lainnya yaitu prasasti batu peninggalan Tarumanagara yang terletak di puncak Bukit Koleangkak, Kampong Pasir Gintung, Disktrik Leuwiliang. Pada bukit ini mengalir (sungai) Cikasungka. Prasasti inipun berukiran sepasang telapak kaki dan diberi keterangan telah tersedia struktur puisi dua baris:

shriman data kertajnyo narapatir - asamo yah pura tarumayam nama shri purnnavarmma pracurarupucara fedyavikyatavammo tasyedam - padavimbadavyam arnagarotsadane nitya-dksham bhaktanam yangdripanam - bhavati sukhahakaram shalyabhutam ripunam.

Terjemahannya menurut Vogel:

Yang termashur serta setia kepada tugasnya ialah raja yang tiada taranya bernama Sri Purnawarman yang menguasai dan mengurus Taruma serta baju perisainya tidak dapat ditembus oleh panah musuh-musuhnya; kepunyaannyalah kedua jejak telapak kaki ini, yang selalu sukses menghancurkan benteng musuh, yang selalu menghadiahkan jamuan kehormatan (kepada mereka yang setia kepadanya), tetapi yaitu duri untuk musuh-musuhnya.

Sumber berita dari luar negeri

Sumber-sumber dari luar negeri semuanya berasal dari berita Tiongkok.

  1. Berita Fa Hien, tahun 414M dalam bukunya yang berjudul Fa Kao Chi menceritakan bahwa di Ye-po-ti ("Jawadwipa") hanya sedikit dilawan orang-orang yang beragama Buddha, yang banyak yaitu orang-orang yang beragama Hindu dan "beragama kotor" (maksudnya animisme). Ye Po Ti selama ini sering diasumsikan istilah Fa Hien untuk Jawadwipa, tetapi hadir pendapat lain yang mengajukan bahwa Ye-Po-Ti yaitu Way Seputih di Lampung, di kawasan arus way seputih (sungai seputih) ini ditemukan bukti-bukti peninggalan kerajaan kuno berupa punden berundak dan sebagainya yang sekarang terletak di taman purbakala Pugung Raharjo, meskipun kala ini Pugung Raharjo terletak puluhan kilometer dari pantai tetapi tidak tidak dekat dari situs tersebut ditemukan batu-batu karang yg menunjukan kawasan tersebut dahulu yaitu kawasan pantai persis penuturan Fa hien
  2. Berita Dinasti Sui, menceritakan bahwa tahun 528 dan 535 telah datang utusan dari To-lo-mo ("Taruma") yang terletak di sebelah selatan.
  3. Berita Dinasti Tang, juga menceritakan bahwa tahun 666 dan 669 telah datang utusan dari To-lo-mo.

Dari tiga berita di atas para pandai[siapa?] menyimpulkan bahwa istilah To-lo-mo secara fonetis penyesuaian kata-katanya sama dengan Tarumanegara.

Maka berdasarkan sumber-sumber yang telah dituturkan sebelumnya maka dapat dikenal beberapa aspek proses hidup tentang Taruma.

Kerajaan Tarumanegara diperkirakan mengembang selang tahun 400-600 M. Berdasarkan prasast-prasati tersebut dikenal raja yang menguasai dan mengurus pada waktu itu yaitu Purnawarman. Wilayah kekuasaan Purnawarman menurut prasasti Tugu, meliputi hapir seluruh Jawa Barat yang membentang dari Banten, Jakarta, Bogor dan Cirebon.

Kepurbakalaan Masa Tarumanagara

Candi Jiwa di situs Percandian Batujaya
No.Nama SitusArtefakKeterangan
1Kampung MuaraMenhir (3) 
  Batu dakon (2) 
  Arca batu tidak berkepala 
  Struktur Batu kali 
  Kuburan (tua) 
2CiampeaArca gajah (batu)Rusak berat
3Gunung CibodasArcaTerbuat dari batu kapur
  3 arca duduk 
  arca raksasa 
  arca (?)Fragmen
  Arca dewa 
  Arca dwarapala 
  Arca brahmaDuduk diatas angsa
(Wahana Hamsa)
dilengkapi padmasana
  Arca (berdiri)Fragmen kaki dan lapik
  (Kartikeya?) 
  Arca singa (perunggu)Mus.Nas.no.771
4Tanjung BaratArca siwa (duduk) perungguMus.Nas.no.514a
5TanjungpriokArca Durga-Kali Batu granitMus.Nas. no.296a
6Tidak dikenalArca RajaresiMus.Nas.no.6363
7Cilincingsejumlah besar pecahansettlement pattern
8Buniperhiasan emas dalam periuksettlement pattern
  Tempayan 
  Beliung 
  Logam perunggu 
  Logam besi 
  Gelang kaca 
  Manik-manik batu dan kaca 
  Tulang belulang manusia 
  Sejumlah besar gerabah struktur wadah 
9Batujaya (Karawang)Unur (hunyur) sruktur bataPercandian
  Segaran I 
  Segaran II 
  Segaran III 
  Segaran IV 
  Segaran V 
  Segaran VI 
  Talagajaya I 
  Talagajaya II 
  Talagajaya III 
  Talagajaya IV 
  Talagajaya V 
  Talagajaya VI 
  Talagajaya VII 
10CibuayaArca Wisnu I 
  Arca Wisnu II 
  Arca Wisnu III 
  Lmah Duwur WadonCandi I
  Lmah Duwur LanangCandi II
  Pipisan batu 

Naskah Wangsakerta

Penjelasan tentang Tarumanagara cukup tegas di Naskah Wangsakerta. Sayangnya, naskah ini mengundang polemik dan banyak pandai sejarah yang meragukan naskah-naskah ini dapat menjadi rujukan sejarah.

Pada Naskah Wangsakerta dari Cirebon itu, Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358, yang lalu diubahkan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395). Jayasingawarman dipusarakan di tepi kali Gomati, sedangkan putranya di tepi kali Candrabaga.

Maharaja Purnawarman yaitu raja Tarumanagara yang ketiga (395-434 M). Dia membina ibukota kerajaan baru pada tahun 397 yang terletak lebih tidak tidak dekat ke pantai. Dinamainya kota itu Sundapura--pertama kalinya nama "Sunda" dipergunakan.

Prasasti Pasir Muara yang menyebutkan peristiwa pengembalian pemerintahan kepada Raja Sunda itu dibuat tahun 536 M. Dalam tahun tersebut yang menjadi penguasa Tarumanagara yaitu Suryawarman (535 - 561 M) Raja Tarumanagara ke-7. Pustaka Jawadwipa, parwa I, sarga 1 (halaman 80 dan 81) memberikan keterangan bahwa dalam masa pemerintahan Candrawarman (515-535 M), ayah Suryawarman, banyak penguasa kawasan yang menerima kembali kekuasaan pemerintahan atas kawasannya sebagai hadiah atas kesetiaannya terhadap Tarumanagara. Ditinjau dari ronde ini, maka Suryawarman menciptakan hal yang sama sebagai lanjutan politik ayahnya.

Rakeyan Juru Pengambat yang tersurat dalam prasasti Pasir Muara jangan-jangan sekali seorang pejabat tinggi Tarumanagara yang sebelumnya menjadi wakil raja sebagai pimpinan pemerintahan di kawasan tersebut. Yang belum tegas yaitu mengapa prasasti mengenai pengembalian pemerintahan kepada Raja Sunda itu terdapat di sana? Apakah kawasan itu yaitu pusat Kerajaan Sunda atau hanya sebuah tempat penting yang termasuk kawasan Kerajaan Sunda?

Patut sumber-sumber prasasti maupun sumber-sumber Cirebon memberikan keterangan bahwa Purnawarman sukses menundukkan musuh-musuhnya. Prasasti Munjul di Pandeglang menunjukkan bahwa wilayah kekuasaannya meliputi pula pantai Selat Sunda. Pustaka Nusantara, parwa II sarga 3 (halaman 159 - 162) menyebutkan bahwa di bawah kekuasaan Purnawarman terdapat 48 raja kawasan yang membentang dari Salakanagara atau Rajatapura (di kawasan Teluk Lada Pandeglang) sampai ke Purwalingga (sekarang Purbolinggo) di Jawa Tengah. Secara tradisional Cipamali (Kali Brebes) memang diasumsikan batas kekuasaan raja-raja penguasa Jawa Barat pada masa silam.

Kehadiran Prasasti Purnawarman di Pasir Muara, yang memberitakan Raja Sunda dalam tahun 536 M, yaitu gejala bahwa Ibukota Sundapura telah berganti status menjadi sebuah kerajaan kawasan. Hal ini berfaedah, pusat pemerintahan Tarumanagara telah bergeser ke tempat lain. Contoh serupa dapat diamati dari kedudukaan Rajatapura atau Salakanagara (kota Perak), yang dinamakan Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150 M. Kota ini sampai tahun 362 menjadi pusat pemerintahan Raja-raja Dewawarman (dari Dewawarman I - VIII).

Ketika pusat pemerintahan berproses dan berganti dari Rajatapura ke Tarumangara, maka Salakanagara berganti status menjadi kerajaan kawasan. Jayasingawarman pendiri Tarumanagara yaitu menantu Raja Dewawarman VIII. Dia sendiri seorang Maharesi dari Salankayana di India yang mengungsi ke Nusantara karena kawasannya diserang dan ditaklukkan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Magada.

Suryawarman tidak hanya meneruskan kemahiran politik ayahnya yang memberikan kepercayaan banyakan kepada raja kawasan untuk mengurus pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke kawasan ronde timur. Dalam tahun 526 M, misalnya, Manikmaya, menantu Suryawarman, membina kerajaan baru di Kendan, kawasan Nagreg selang Bandung dan Limbangan, Garut. Putera tokoh Manikmaya ini tinggal bersama kakeknya di ibukota Tarumangara dan lalu menjadi Panglima Angkatan Perang Tarumanagara. Perkembangan kawasan timur menjadi lebih mengembang ketika cicit Manikmaya membina Kerajaan Galuh dalam tahun 612 M.

Tarumanagara sendiri hanya menemui masa pemerintahan 12 orang raja. Pada tahun 669, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, diubahkan menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri telah tersedia dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa dari Sunda dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Secara otomatis, tahta kekuasaan Tarumanagara jatuh kepada menantunya dari putri sulungnya, yaitu Tarusbawa.

Kekuasaan Tarumanagara pengahabisannya dengan berproses dan bergantinya tahta kepada Tarusbawa, karena Tarusbawa pribadi lebih menginginkan untuk kembali ke kerajaannya sendiri, yaitu Sunda yang sebelumnya hadir dalam kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda ini, hanya Galuh yang tidak sepakat dan memastikan untuk berpisah dari Sunda yang mewarisi wilayah Tarumanagara.

Raja-raja Tarumanagara menurut Naskah Wangsakerta

Raja-raja Tarumanegara
NoRajaMasa pemerintahan
1Jayasingawarman358-382
2Dharmayawarman382-395
3Purnawarman395-434
4Wisnuwarman434-455
5Indrawarman455-515
6Candrawarman515-535
7Suryawarman535-561
8Kertawarman561-628
9Sudhawarman628-639
10Hariwangsawarman639-640
11Nagajayawarman640-666
12Linggawarman666-669

Lihat pula

Catatan Kaki

  1. ^ Komplek Percandian Batujaya Tempat Lahirnya Peradaban di Tatar Sunda, Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2006
  2. ^ [http://www.budpar.go.id/userfiles/file/858_1255-situsbatujaya11.pdf

Rujukan

  1. Richadiana Kartakusuma (1991), Anekaragam Bahasa Prasastidi Jawa Barat Pada Abad Ke-5 Masehi sampai Ke-16 Masehi: Suatu Kajian Tentang Munculnya Bahasa Sunda. Tesis (yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dalam ronde Arkeologi). Fakultas Pasca Sarjana Universitas Indonesia.
  2. Dinas Purbakala R.I (1964) Laporan Tahunan 1954 Dinas Purbakala Republik Indonesia. Djakarta: Dinas Purbakala
  3. J.L.Moens (1940)"was Purnawarman van Taruma een Sanjaya?" TBG.81
  4. J. noorduyn and H.Th.Verstappen (1972), "Purnawarman's River-works near Tugu" BKI 128:298-307
  5. R.M.Ng.Poerbatharaka (l952), Riwayat Indonesia I. Djakarta: Jajasan Pembangunan
  6. Soetjipto Wirjosuparto (1963), The Second Wisnu Image of Cibuaya, West Jawa, MISI. I/2: 170-87
  7. Teguh Asmar (1971), "Preliminary Report on Recent Excavation near the Kenon Kopi Inscription (Kampung Muara)" Manusia Indonesia V(4-6), l971:416-424;
  8. Teguh Asmar (l971) "The Megalithic Tradition" dalam Haryati Soebadio et.al.(editor) Dynamic of Indonesian History, Amsterdam. 1978:29-40
  9. W.P.Groeneveldt, Catalogus der Archaeologische Verzameling van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Batavia l887
  10. N.J.Krom "inventaris der Hindoe-Oudheden" ROD 1914-1915.
  11. Hasan Djafar "Pemukiman-Pemukiman Kuna di Kawasan akarta dn Sekitarnya" makalah pada Dskusi Ilmiah Arkeologi VI, Jakarta 11-12 Februari 1988. IAAI Komda Jawa Barat.
  12. Van der Hoop Catalogus der Prehistorische Verzameling. 1941.
  13. R.P.Soejono "Indonesia (REgional REport)" Asian Perspectives VI, 1962: 23-24
  14. I Made Sutayasa (l970) "Gerabah Prasedjarah dari Djawa Barat Utara (kompleks Bun), makalah pada Seminar Sjarah Nasional II
  15. Jurusan Arrkeologi FSUI (l985/1986), Peninggalan Purbakala di Batujaya (naskah Laporan untuk Proyek Penelitian Purbakala, Jakarta)
  16. Sundapura

Bacaan selanjutnya

  • Ayatrohaedi, 2005, Sundakala: cuplikan sejarah Sunda berdasarkan naskah-naskah "Panitia Wangsakerta" Cirebon. Jakarta: Pustaka Jaya. ISBN 979-419-330-5
  • Saleh Danasasmita, 2003, Nyukcruk sajarah Pakuan Pajajaran jeung Prabu Siliwangi. Bandung: Kiblat Buku Utama. ISBN
  • Yoseph Iskandar, 1997, Sejarah Jawa Barat: yuganing rajakawasa. Bandung: Geger Sunten.

Garis waktu kerajaan-kerajaan di Jawa Barat/Banten

Didahului oleh:
Salakanagara
Kerajaan Hindu-Budha
358 - 669
Digantikan oleh:
Sunda Galuh
 
0-600 (Hindu-Buddha pra-Mataram)
 
600-1500 (Hindu-Buddha)
 
1500-sekarang (Islam)


Sumber :
indonesia-info.net, jakarta-barat.gilland-group.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.




Tags (tagged): kumpulan studi berbahasa, indonesia
ISTA di
eduNitas.com
HP Bebas Pulsa
0800 1234 000
 Waktu Shalat
 Contoh Soal Try Out
 Download Katalog
 Lowongan Karir
 Program Perkuliahan Bebas Biaya
 Referensi Sistem Komputer
 Program Perkuliahan Blended di 112 PTS Terbaik
Pengetahuan Bagus
 ❒ Asia
 ❒ Fisika
 ❒ Formula1
 ❒ Mitologi Yunani
 ❒ Musik
 ❒ Naruto
 ❒ Pahlawan Nasional
 ❒ Pasaman
 ❒ Payakumbuh
 ❒ Vanuatu
 ❒ Venezuela
ISTA Jakarta
Maksud dan Tujuan
Beranda
Pendaftaran Mahasiswa
Biaya Pendidikan
Prospek Alumnus
Meninggikan Pendapatan
Undang-Undang Sisdiknas Mendukung Kelas Extension (Hybrid / Blended)
Bagaimana Ijazahnya ?
 Kelas Shift
 Program Kuliah Reguler Siang
 Program S2 (Pascasarjana, Magister)
 Kuliah Khusus
 Semua Iklan
 Daftar Online
 Pengajuan Beasiswa
 Bermacam2 Perdebatan
 Seluruh Artikel Bebas
 Tips & Trik Psikotes
 Al Quran Online



Info Khusus
Pendidikan
PTS Pilihan & Terhormat
Program S1, S2, D3

  ❒   s1-teknik-perkapalan.krisis.web.id  ◾   s1-teknik-perminyakan.kontra.web.id  ◾   s1-teknik-sipil.ak.web.id
Tarumanagara   ❒   Kumpulan Studi Berbahasa Indonesia