
Kantor bupati Banjar.

Gedung DPRD Kabupaten Banjar.

Mahligai Sultan Adam yang adalah rumah dinas bupati Banjar.
Kabupaten Banjar yaitu salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Martapura. Kabupaten ini memiliki luas wilayah ± 4.688 km² dan berpenduduk sebanyak 506.204 jiwa (hasil Sensus Masyarakat Indonesia 2010). Kabupaten Banjar termasuk dalam calon Wilayah Metropolitan Banjar Bakula[2][3]
Motto kawasan ini yaitu "Barakat" yang manfaatnya "Berkah" (bahasa Banjar).
Sejarah pembentukan kabupaten

Pangeran Suria Winata, regent Martapura terakhir
Sejak tahun 1826 dibentuk akad perbatasan antara Sultan Adam dengan pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1835 sewaktu pemerintahan Sultan Adam Alwasiqubillah telah dibentuk kepada pertama kalinya ketetapan hukum tertulis dalam menerapkan hukum Islam di Kesultanan Banjar yang dikenal dengan Undang-Undang Sultan Adam.[4]Tahun 1855, kawasan Kesultanan Banjarmasin adalah sebagian dari De zuider-afdeeling van Borneo termasuk sebagian kawasan Gampong (Tamiang Layang) dan sebagian Tanah Laut.[5]
Dari beberapa sumber disebutkan hadir beberapa tempat yang sebagai kedudukan raja (istana pribadi Sultan) setelah pindah ke Martapura, seperti Kayu Tangi, Karang Intan dan Sungai Mesa. Tetapi dalam beberapa akad antara Sultan Banjar dan Belanda, penanda tanganan di Bumi Kencana. Begitu juga dalam surat menyurat ditujukan kepada Sultan di Bumi Kencana Martapura. Jadi Keraton Bumi Kencana Martapura yaitu pusat pemerintahan (istana kenegaraan) kepada melangsungkan keaktifan kerajaan secara formal sampai dihentikannya Kesultanan Banjar oleh Belanda pada tanggal 11 Juni 1860.[6]
Setelah jatuh sebagai kawasan protektorat Hindia Belanda, Sultan Banjar dan mangkubumi cukup hanya menerima gaji tahunan dari Belanda. Dibawah mangkubumi yang dilantik Belanda, kawasan protektorat Kesultanan Banjar dibagi sebagai dua divisi yaitu divisi Banua Lima di bawah regent Raden Raja muda Danu Raja dan divisi Martapura di bawah regent Pangeran Jaya Pamenang. Divisi Martapura terbagi dalam 5 Distrik, yaitu Distrik Martapura, Distrik Riam Kanan, Distrik Riam Kiwa, Distrik Benua Empat dan Distrik Margasari. Regent Martapura terakhir yaitu Pangeran Suria Winata. Jabatan regent dihentikan pada tahun 1884.
Status Kesultanan Banjar setelah dihentikan datang ke dalam Karesidenan Afdeeling Selatan dan Timur Borneo. Daerah-daerah bekas Kesultanan Banjar digabungkan dengan daerah-daerah yang sudah sebagai kepunyaan Belanda sebelumnya.
Wilayah Kalimantan Selatan dibagi dalam 4 afdeeling, salah satunya yaitu afdeeling Martapura. Selanjutnya terjadi perubahan dalam keorganisasian pemerintahan Hindia Belanda. Sejak 1898 di bawah Afdeeling terdapat Onderafdeeling dan distrik. Pembagian administratif tahun 1898 menurut Staatblaad tahun 1898 no. 178, Afdeeling Martapoera dengan ibukota Martapura terdiri dari :[7]
- Onderafdeeling Martapoera terdiri dari : Distrik Martapura.
- Onderafdeeling Riam Kiwa dan Riam Kanan terdiri dari :
- Distrik Riam Kiwa
- Distrik Riam Kanan
- Onderafdeeling Tanah Laoet terdiri dari :
- Distrik Pleihari
- Distrik Maluka
- Distrik Satui
Afdeeling Martapura terdiri 3 onderafdeeling, salah satunya yaitu onderafdeeling Martapura dengan distrik Martapura. Dalam tahun 1902, Afdeeling Martapura membawahi 3 onderafdeeling: Martapura, Pengaron dan Tanah Laut.[8] Perubahan selanjutnya Martapura sebagai onderafdeeling di bawah Afdeeling Banjarmasin. Afdeeling diberi segala sesuatu yang diajarkan oleh Controleur dan Kepala Distrik seorang Bumiputera dengan pangkat Kiai. Setelah kedaulatan diserahkan oleh pemerintah Belanda kepada Republik Indonesia tanggal 27 Desember 1949, ditetapkan kawasan Otonomi Kabupaten Banjarmasin. Kawasan otonom Kabupaten Banjarmasin meliputi 4 Kawedanan.
DPRDS pada tanggal 27 Februari 1952, mengusulkan perubahan nama Kabupaten Banjarmasin sebagai Kabupaten Banjar yang disetujui dengan Undang-undang Darurat 1953, selanjutnya dikukuhkan dengan Undang-undang No. 27 Tahun 1959.[9]
Administrasi
Kabupaten Banjar terbagi sebagai 19 disktrik, yaitu:
Perekonomian
Sebagian luhur masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani dari perkebunan karet yang rata-rata yaitu kebun perseorangan. Selain itu perkebunan jeruk sebagai penopang hidup sebagian masyarakat yang adalah produk unggulan dari Disktrik Astambul. Keberadaan perusahaan lokal, nasional dan asing yang mengeluarkan tingkah laku yang dibuat dibidang Tambang Batubara ikut memberikan andil luhur terhadap perekonomian di Kabupaten Banjar.
Tambang Batubara di kabupaten ini dikendalikan oleh perusahaan seperti PT. Pamapersada Nusantara, PT. Kalimantan Prima Persada, PT. Pinang Coal Indonesia dan lain-lainnya yang diawasi oleh Perusahaan Kawasan (PD. Baramarta).
Suku bangsa
Suku bangsa yang hadir di Kabupaten Banjar antara lain: [10]
- Suku Banjar: 361.692 jiwa
- Suku Jawa: 29.805 jiwa
- Suku Bugis: 828 jiwa
- Suku Madura: 13.047 jiwa
- Suku Bukit: 1.737 jiwa
- Suku Mandar: 17 jiwa
- Suku Bakumpai: 34 jiwa
- Suku Sunda: 1.187 jiwa
- Suku lainnya: 3.554 jiwa
Kepala kawasan
Daftar Bupati Banjar
Berikut ini yaitu daftar nama-nama yang pernah mengetuai Kabupaten Banjar sejak tahun 1950:
No. | Foto | Nama | Periode | Keterangan |
1. | | A. Basoeni | 1950–1952 | Bupati |
2. | | A. Roeslan | 1952–1953 | Bupati |
3. | | H.M. Yusran | 1953–1956 | Bupati |
4. | | Mansyah | 1956–1958 | Bupati |
5. | | Gt.Masrudin | 1958–1959 | Bupati |
6. | | Wahyu Arief | 1959 | Kepala Kawasan |
7. | | H.A. Hudari | 1959–1960 | Bupati KDH |
8. | | H. Basri, BA | 1960–1965 | Bupati KDH |
9. | | H.A.H. Budhigawis | 1965–1972 | Bupati KDH |
10. | | Soendijo | 1972–1982 | Bupati KDH |
11. | | Drs.H.Mochtar Sofyan | 1982–1987 | Bupati KDH |
12. | | Rusiansjah, B.Ac | 1987–1989 | Bupati KDH |
13. | | Drs. Fadhullah Thaib | 1989–1990 | Pejabat sementara (pjs.) Bupati KDH |
14. | | Drs. Faisal Hasanuddin | 1990–1995 | Bupati KDH |
15. | | H. Abdul Madjid | 1995–1999 | Bupati KDH |
16. | | Drs.H. Rudy Ariffin, MM | 1999–2005 | Bupati Banjar |
17. | | Ir.H.Gusti Khairul Saleh, MM | 2005–sekarang
| Terpilih secara demokratis melewati Pilkada 2005 dan 2010 |
Lagu Kawasan
Lagu-lagu kawasan yang bermula dari wilayah ini adalah:
- Sungai Martapura
- Hura Ahui
- Kambang Barenteng
Lihat pula
Galeri
Kerajinan rakyat dari kabupaten Banjar.
Rumah Hukum budaya Kabupaten Banjar.
Rumah Batu yang juga sebagai tempat penggosokan intan tradisional di kota Martapura.
Taman Cahaya Bumi Selamat.
Gerbang datang menuju makam Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari.
Referensi
- ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15.
- ^ oza (3 Februari 2011). "Prospek Sebagai Kota Metropolis". Radar Banjarmasin.
- ^ "Pemikiran Metropolitan Banjar Bakula Akhir-akhirnya Diakui Pusat". Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. 4 Februari 2011.
- ^ zamanbaru.pdf
- ^ (Belanda) J. B. J Van Doren (1860). Bydragen tot de kennis van verschillende overzeesche landen, volken, enz 1. J. D. Sybrandi. p. 241.
- ^ melayuonline.com - Kesultanan Banjar
- ^ Saleh, Idwar; SEJARAH DAERAH TEMATIS Zaman Kebangkitan Nasional (1900-1942) di Kalimantan Selatan, Depdikbud, Jakarta, 1986.
- ^ Administrative divisions in Dutch and British Borneo, 1902
- ^ Pemkab Banjar - Sejarah Kerajaan Banjar.pdf
- ^ Sumber: Badan Pusat Statistik - Sensus Masyarakat Tahun 2000
Sumber :
jakarta-barat.al-quran.co, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, dll-nya.