Bahasa Betawi atau Melayu Dialek Jakarta atau Melayu Batavia (bew) yaitu sebuah bahasa yang adalah anak bahasa dari Melayu. Mereka yang menggunakan bahasa ini dinamakan orang Betawi. Bahasa ini hampir seusia dengan nama daerah tempat bahasa ini dikembangkan, yaitu Jakarta.
Bahasa Betawi yaitu bahasa kreol (Siregar, 2005) yang didasarkan pada bahasa Melayu Pasar ditambah dengan unsur-unsur bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa dari Cina Selatan (terutama bahasa Hokkian), bahasa Arab, serta bahasa dari Eropa, terutama bahasa Belanda dan bahasa Portugis. Bahasa ini pada awal mulanya dipakai oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah pada masa-masa awal perkembangan Jakarta. Komunitas budak serta pedagang yang paling sering menggunakannya. Karena mengembang secara alami, tidak berada bangun-bangun baku yang jelas dari bahasa ini yang melainkannya dari bahasa Melayu, meskipun berada beberapa unsur linguistik penciri yang dapat dipakai, misalnya dari peluruhan awalan me-, penggunaan imbuhan belakang -in (pengaruh bahasa Bali), serta peralihan bunyi /a/ terbuka di akhir ujar dibangun menjadi /e/ atau /ɛ/ pada beberapa dialek lokal.
Kosa ujar bahasa Betawi dan berarti dalam bahasa Indonesia
Bahasa Betawi
Bahasa Indonesia
siape
siapa
ape
apa
ade
berada
aje
saja
aye
diri sendiri
langgar
surau
Gue
Diri sendiri
tesi
sendok
emang
memang
kagak
tidak
kayak
seperti
babe
ayah
enyak
ibu
encang
paman
engkong
Kakek
Nyai
Nenek
Empok
Kakak Perempuan
Saudara laki-laki lebih tua
Kakak Laki-Laki
encing
bibi
Tauke
Majikan/Penguasa
centong
Sendok Nasi
tesi
sendok
centeng
Penjaga
Tokoh
Tokoh-tokoh bahasa Betawi modern:
Firman Muntaco, yang terkenal dengan cerpen/artikel di koran tahun 1960an s.d. 1980an
Ganes TH., yang terkenal dengan komik "Si-Jampang: Jago Betawi" yang isinya berbahasa betawi, tahun 1965an
Benyamin Sueb, yang terkenal memainkan film-film yang bergenre "bahasa Betawi", tahun 1970an
Syumanjaya, yang terkenal menjadi sutradara film "Si Doel: Anak Betawi", tahun 1970an
Bacaan
Semua tokoh di atas menyumbang SASTRA BARU, yaitu "Sastra Betawi" (Betawi Literature). Jadi tokoh sastra akademis yang berjuang untuk "Sastra Betawi" adalah:
Muhadjir (1979 dan 2002)
K. Ikranegara (1980). Melayu Betawi Grammar. Linguistic Studies in Indonesian and Languages in Indonesia 9. Jakarta: NUSA.
S. Wallace (1976). Linguistic and Social Dimensions of Phonological Variation in Jakarta Malay. PhD. Dissertation, Cornell University.
Klarijn Loven (2009). Watching Si Doel: Television, Language and Cultural Identity in Contemporary Indonesia, 477 halaman, ISBN-10: 90-6718-279-6. Penerbit: The KITLV/Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies at Leiden.
Lilie M. Roosman (April 2006). Lilie Roosman: Phonetic experiments on the word and sentence prosody of Betawi Malay and Toba Batak, Penerbit: Universiteit Leiden
Buku-buku yang dibangun menjadi pastokan "Sastra Betawi" adalah:
Bang Bandot Tidak bernyawa Lantaran Aids (Juli 2008 - Program Kerja Sama Dep-Sos)
Buku lainnya yang penting dalam ilmu ciri utama adalah: Pengantar Sosiolinguistik. (Aslinda, dan Syafyahya, Leni. 2007. Bandung: PT. Refika Aditama)
Buku lainnya yang penting dalam ilmu ciri utama adalah: Si Jampang Jago Betawi. (Ganesh TH. 1968. Komik 10 Jilid, Tentang Ganesh lihat: http://kabartop.com/berita-395-ganesh-th-legenda-komik-indonesia.html)
Programa televisi dan Youtube
Programa TV (Televisi) yang dibangun menjadi pastokan "Sastra Betawi" adalah: